(1) Dimulai Dengan Sebuah Ledakan

-----------------------------------------------------------------

Gwaahhhh!

Baru saja aku mencoba untuk berteriak, tapi yang sebenarnya aku bahkan tidak bisa mengerang.

Apa tubuhku hancur sampai seburuk itu?

Oke, sekarang tenang dulu.

Aku tidak merasakan sakit apapun.

Hal terakhir yang kuingat adalah serangan mendadak, penderitaan yang mengerikan disaat pelajaran Sastra Klasik.

Mungkin aku pingsan karena itu, tapi saat ini tidak ada bagian tubuhku yang terasa sakit.

Seperti itulah, bahkan jika aku membuka mataku, semuanya gelap. Aku tidak tahu aku ada dimana.

Faktanya, aku nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhku, seperti ada sesuatu yang membungkus diseluruh tubuhku.

Tidak, aku tidak menebaknya. Aku benar benar tahu. Aku benar benar dibungkus oleh sesuatu seperti material yang keras.

Aku sedikit mendengar suara gemerisik dari luar.

Okay, apa yang sedang terjadi? Apakah aku habis diculik?

Tidak, mari berpikir logis.

Apa yang akan orang dapatkan dari menculik seorang gadis biasa sepertiku?

Yah, terlepas dari situasi saat ini, aku hanya perlu untuk keluar.

Saat itulah aku mendengar suara pecah yang keras.

Oh-ho! Ketika aku mendorong benda yang menutupiku, benda itu mulai hancur.

Oke, mari selesaikan pekerjaan ini dan cepat keluar dari sini!

Menggunakan lebih banyak kekuatan, akhirnya berhasil keluar, kepalaku yang kukeluarkan terlebih dahulu. Akhirnya bebas!

Pemandanganku penuh dengan laba laba yang merangkak.
Wuhh?! Kenaappaa?! Eww!!

Apa apaan dengan sekumpulan laba laba ini?! Um, tunggu sebentar, kenapa mereka semua sebesar badanku?! Oh menjijikan, lebih banyak dari mereka keluar dari telurnya! Apakah itu sumber suara gemerisik sebelumnya?!

Reflek, aku segera menjauh. Kakiku menabrak sesuatu, dan aku berbalik untuk melihat.
Hmm?

Apakah ini...itu? Benda tempat aku merangkak keluar tadi? Uh.... kenapa itu mirip dengan telur sekumpulan laba laba yang barusan keluar? Tidak, tidak hanya terlihat sama—tapi itu memang benda yang sama, kan?

Aku melihat ke bagian bawah tubuhku dengan cermat. Leherku tidak bisaku gerakkan. Meskipun begitu, ditepi penglihatan masih terlihat kaki milikku.

......Kaki laba laba.

Oooooke, jaaangaan paaaaniik!!!

I-Ini tidak seperti yang kupikirkan, kan? Benarkah itu!? Hal yang sangat populer sekarang di internet!?

Tidak! Mustahil!

Ini tidak mungkin terjadi, kan? Tolong, katakan kalau ini tidak benar benar terjadi!

Aku melirik kebawah lagi. Kakiku tipis dan kurus, mirip dengan laba laba yang menggeliat disekelilingku.

Fokus, aku mencoba utuk menggerakkannya. Kaki laba laba ini berhasil bergerak.
Yep. Aku harus bisa menghadapi fakta yang ada.

Sepertinya, aku baru direinkarnasikan menjadi laba laba.

Tidak mungkin.

Tapi ketika aku sudah bisa menghadapi kenyataan, aku mendengar suara keras yang sebenarnya mengganggu.

Hmm.

Tidak bagus untuk mengabaikan kenyataan. Didepanku sekarang banyak kumpulan laba laba, mungkin saudara saudara ku. Apapun suara tadi, itu mungkin datang dari mereka.

Aku perlahan memutar tubuhku untuk melihat kejadian dibelakang. Disana, ada satu laba laba berisik yang sedang memakan laba laba lainnya.

Aaackk! Apa apaan yang mereka lakukan?! Serius, mereka saling memakan? Kanibalisme?1
Ketika aku sadar, saudara saudaraku memulai pertempuran berdarah untuk bertahan hidup.
Tidak, tidak, tidak! Ini buruk, ini benar benar burukk!

Kenapa aku harus melawan yang lain, saudara saudaraku?! Ah, benar—untuk makanan. Aku tebak mereka lapar. Ngomong ngomong, aku harus bisa memakan sesuatu untuk diriku sendiri.

HUH?! Itu pemikiran yang menakutkan.

Akal sehatku hilang sementara. Di tempat pertarungan seperti ini, seorang gadis SMA sepertiku mudah untuk menjadi mangsa pria jahat dalam sekejap! Dalam hal kenyataan dan juga kiasan.

Diwaktu seperti ini saatnya kabur dengan cepat.

Bertarung? Tidak mungkin.

Aku ini orang yang suka tinggal dirumah. Tidak mungkin aku melakukan hal yang menjijikan dan kejam. Ah. Aku baru ingat bahwa seperti itulah aku.

Okay.

Daripada menghabiskan waktu untuk memikirkan hal bodoh, lebih baik untuk segera pergi. Tapi sepertinya itu sedikit terlambat. Tanah pijakanku bergetar. Sekarang apa?! Suara dan getaran itu datang dari belakangku. Membalikkan badanku, aku sedang melihat ke laba laba yang sangat besar.

Ohh, mungkin itu Ibu? Atau mungkin itu Ayah?

Ah terserah lah.

Aku menjadi bingung lagi. Serius, sungguh—kenapa dia itu sangat besar?! Laba laba itu puluhan kali lebih besar daripada aku.

Mungkin aku bisa salah mengingat, tapi cukup yakin tidak ada laba laba sebesar itu di bumi ini.

Ah.

Dalam sekejap, raksasa itu menusuk laba laba kecil dengan cakarnya untuk dimakan.

Dia terlihat seperti sedang memakan snack.

Et tu, Ibu...?!

Yah, aku akan pikirkan ini semua nanti. Untuk sekarang, tujuanku itu untuk pergi keluar dari sini dengan aman dan mencoba untuk bertahan hidup!

Aku lari secepat mungkin. Sampai aku sangat lelah dan hampir tidak bisa bergerak lagi aku baru bisa tenang. Untungnya, ketika aku berbalik, aku tidak melihat ada yang mengikutiku.

Ooh, aku pikir aku akan mati. Akan menyebalkan jika aku mati setelah baru saja hidup untuk beberapa menit.

Nah...sekarang aku sudah sedikit sadar, aku punya banyak hal untuk dipikirkan.

Pertama tama, kenapa aku bisa mati?

Sebenarnya, ketika aku memikirkan itu, aku tidak tahu pasti apakah aku sudah mati.

Aku memutuskan dengan kehendakku sendiri bahwa aku mati dan di reinkarnasikan menjadi laba laba, tapi ini tidak seperti aku tahu bagaimana caraku mati.

Cukup yakin, ingatan terakhirku saat guru sastra yang dipanggil Bu Oka, sedang mendikte dari bukunya.

Aku sedikit mengantuk ketika tiba tiba merasakan sakit diseluruh tubuhku, dan aku tidak ingat lagi apa yang terjadi setelah itu.

Jika aku mati, mungkin karena rasa menyakitkan misterius itu, tapi...

...Aku tidak tahu apa sebab dari itu semua.

Bagaimanapun juga, kesimpulan yang paling masuk akal adalah aku mati diwaktu itu dan direinkarnasikan menjadi laba laba.

Selain itu, mungkin juga aku masih hidup, dan saat ini rohku sedang merasuki sesuatu, atau apapun itu.

Mungkin tubuh asliku sedang koma, berbaring di kasur rumah sakit sekarang.

Atau ada ide yang lebih gila lagi: Mungkin aku ini tidak nyata, hanya seorang yang tidak dikenal yang kebetulan memiliki ingatan milik orang lain.

Mungkin diriku yang asli sedang duduk didalam kelas seperti biasa, bahkan sekarang.

Yah.

Sepertinya tidak ada cara bagiku bisa mengetahui dengan pasti. Bagaimana bisa aku membuktikan keaslian diriku ini?

Aku akan berakhir dengan menyebutkan hal hal omong kosong yang tidak masuk akal seperti “Aku berpikir maka aku ada” dan sebagainya.

Selain itu, kesimpulan yang paling mungkin adalah ide konyol bahwa aku telah direinkarnasikan, jadi aku mungkin juga akan membuang akal sehatku.

Pokoknya, kesampingkan hal itu sekarang.

Dalam semangat “Aku berpikir, maka aku ada” aku hanya akan menganggap bahwa aku ini diriku yang asli sampai bisa dibuktikan.

Jadi rupanya, sekarang ini aku laba laba. Tidak ada penolakan lagi terhadap hal itu.

Ketika aku sedang kabur, aku bisa melompat dengan cara yang tidak bisa dilakukan oleh manusia.

Jadi jika aku ini laba laba; raksasa yang kulihat tadi itu apa?

Hmm.

Dilihat dari kondisinya, mungkin benar kalau itu salah satu orang tua dari tubuh laba labaku? Aku tidak tahu spesifik tentang bagaimana kehidupan laba-laba, tetapi di alam liar aku tidak berpikir itu hal yang tidak biasa untuk hewan memakan anak mereka sendiri. Laba laba lain jelas saling memakan sejak lahir, maka tidak heran orang tua yang memakan anak anaknya itu tidak terlalu mengejutkan.

Jika laba laba besar itu adalah salah satu orang tuaku, aku penasaran apakah suatu saat aku nantinya akan sebesar itu juga?

Memikirkan hal itu membuatku sakit kepala.

Oke, lupakan bagian itu. Ayo kembali ke topik asli.

Hmm. Sungguh, ada satu hal yang aku khawatirkan.

Lebih tepatnya, fakta bahwa aku adalah monster.

Keseluruhan genre “reinkarnasi” itu cukup populer di web novel dan hal lainnya sekarang, jadi aku kira itu bukan genre yang asing.

Maksudku, direinkarnasikan sebagai monster.

Jadi pertanyaannya: Apa aku ini sama seperti laba laba di Bumi, atau ini bukan sama sekali di Bumi melainkan dunia parallel, dimana aku dilahirkan sebagai makhluk buas?

Dilihat dari laba laba besar sebelumnya, tebakanku adalah hal yang kedua, tapi jika begitu kemungkinan untuk bertahan hidup disini mungkin akan lebih susah.

Ini tidak menyelesaikan apapun yang ada. Aku tidak mempunyai cukup informasi untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Apakah ini bumi atau bukan? Aku monster atau hanya laba laba biasa? Jika ini di dunia yang berbeda, dunia seperti apa itu?

Ada banyak hal yang ingin kuketahui, tetapi tidak ada cara untuk mengetahui itu semua.

Ahh, jika ini novel atau sejenisnya, aku mungkin akan punya skill Appraisal yang bisa membantuku mengetahui itu...

<Jumlah skill poin yang sekarang dimiliki: 100. Jumlah skill poin yang dibutuhkan untuk skill [Appraisal LV 1]: 100. Dapatkan skill?>

Woah. Apa?... yang benar? Suara robot yang tidak memiliki emosi sama sekali tiba tiba terdengar di kepalaku. Itu mengejutkanku dengan berbagai cara.

Pertama, aku benar benar mendengar sebuah suara.

Kedua, bahwa “skill” itu nyata disini.

Jelas, di Bumi tidak ada yang namanya skill system, dan aku tidak pernah mendengar suatu suara yang terdengar didalam kepalaku sebelumnya.

Jadi ini artinya ini bukan di Bumi? Mungkin, iya.

Aku pikir itu memberi sedikit bukti pada teori kalau “Aku ini monster”.

Menjadi monster di dunia parallel kelihatannya mengundang kematian, tapi ayo lupakan itu. Tidak, tidak, tidak.

Lebih penting lagi, ini benar benar ada. Skill Appraisal ternyata nyata! Whoo-hoo! Ini menjadi lebih menarik! Akhirnya ini mulai terasa seperti cerita fantasy reinkarnasi yang bagus! Jelas, jawabanku adalah “IYA!”.

<[Appraisal LV 1] telah didapatkan. Skill poin yang tersisa: 0.>

Kelihatannya, itu membutuhkan semua skill poinku, tapi aku memutuskan untuk tidak mengkhawatirkannya.

Lupakan!Tentang!Itu!

Ini waktunya untuk menggunakan skill Appraisal baruku untuk mengetahui lingkungan sekitar!

Aku mengambil batu terdekat, mencoba menfokuskan untuk berpikir [Appraise]

Ini bekerja! Informasi itu mengalir kedalam pikiranku.

<Batu>

...Hmm? Tunggu, apa? Hanya itu?

Tidak, tidak, tidak.

Itu tidak benar, kan? Aku mungkin gagal karena ini percobaan pertamaku. Biarkan aku untuk mencobanya lagi...

<Batu>

...Huh? Apakah ini serius?

Tidak, tidak, tidak.

Ini pasti karena batu ini tidak mempunyai informasi yang penting, karena ini hanya batu biasa! Kali ini, aku memutuskan untuk mencobanya ke tembok. Mungkin itu akan memberi tahuku sesuatu tentang area tempatku berada. Jika aku bisa mendapatkan nama area ini seperti “Gua ini dan itu” dan sedikit penjelasan atau sesuatu yang mirip, aku akan merasa jauh lebih baik.

<Tembok>

.................Aku tidak akan mengatakan apapun.

Aku harusnya mempertimbangkan fakta bahwa nama skill, muncul juga level skillnya [Appraisal LV 1].

Untuk semua maksud dan tujuan, ini tampaknya skill level 1 tidak akan memberiku hasil yang berguna.

Mungkin jika menaikkan levelnya itu akan lebih baik, tapi aku sduah menggunakan semua skill poinku.

Argh! Aku tidak percaya aku menggunnakan semuanya pada kemampuan yang tidak berguna!
Aku tidak tahu skill lain yang ada, tapi yang aku tahu mungkin ada beberapa yang benar benar berguna di level 1!

Tidak, aku harus melihatnya dari sudut pandang lain. Jika Appraisal itu seperti ini di level 1, pasti ada skill lain yang sama tidak efektifnya. Ya, ayo simpulkan seperti itu. Kalau tidak, aku tidak bisa menanggung hidupku lagi.

Ugh. Sungguh tidak nyata.

Pada titik ini, aku pikir aku juga akan menilai diriku sendiri.

<Laba laba tanpa nama>

Hmmm? Aku tahu itu bakalan “Laba laba”, tentu, tapi kenapa juga “tanpa nama”?

“Aku seekor Laba laba. Masih belum mempunyai nama.” Seperti hal di Natsume Souseki?

Maksudku, aku punya nama di kehidupanku sebelumnya, tapi aku tebak tidak dengan sekarang, sejak aku ini seekor laba laba.

Kesampingkan dulu Appraisalku yang tak berguna untuk saat ini. Jika ada sesuatu, itu hanya akan menambah jumlah misteri.

Seperti skill poin yang kugunakan untuk mendapatkan Appraisal. Barangkali, aku bisa mendapatkan lebih banyak skill dengan menyimpan lebih banyak poin. Meskipun, aku tidak punya ide bagaimana cara untuk mendapatkannya.

Diantara level, skill, dan skill poin, dunia ini terasa sangat mirip dengan video game.

Maksudku, itu bisa menjadi menyenangkan, kan?

Meskipun aku tidak tahu jika aku bisa bersenang senang saat ini.

Terserahlah: Aku mulai merasa lapar.

Tidak ada gunanya untuk berkeliaran di tempat yang sama selamanya, jadi aku hanya perlu pindah dan melihat-lihat jika aku bisa menemukan sesuatu yang bisa kumakan.

Aku pikir aku hanya akan jalan jalan sebentar, tapi gua ini terlalu besar!

Ini semua relatif bagi ukuranku, tentu saja, tetapi langit langitnya itu sangat tinggi sampai aku hampir tidak bisa melihat apa apa, dan lebarnya juga tidak masuk akal.

Setidaknya, batu batu acak yang tersebar membantu memberi sedikit variasi, tapi itu masih terlihat sangat luas untuk sebuah gua. Akhirnya, aku menemukan jalan yang bercabang.

Menaiki batu yang cukup besar, aku mencoba menyipitkan mata untuk melihat jalan didepan. Ada sesuatu disana...! Dari apa yang bisa kukatakan, itu adalah sekelompok monster yang sedang mondar mandir.

<Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa>
<Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa> <Rusa>
<Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar><Kelelawar>                    <Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar><Kelelawar>< Kelelawar>                      <Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar><Kelelawar>< Kelelawar>                      <Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar><Kelelawar>< Kelelawar>                    <Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar><Kelelawar>< Kelelawar>                      <Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar>< Kelelawar><Kelelawar>< Kelelawar>                    <Kelelawar>< Kelelawar><Serigala><Serigala><Serigala><Serigala><Serigala><Serigala>…

Ouch! Apa ini migrain?! Skill Appraisal bodohku lepas kendali atas kemauannya sendiri, karena ledakan informasi itu kepalaku menjadi sakit.

Maksudku, mereka memang terlihat seperti rusa jika kulihat dengan benar, tapi aku tidak ingat rusa di duniaku mempunyai tanduk yang mengkilap dan tajam. Dan kelelawar yang berkeliaran di udara lebih seperti tikus mengerikan yang ditumbuhi sayap iblis. Yang terakhir, serigala, terlihat normal.... kecuali sekarang aku lihat, mereka mempunyai enam kaki.

Haruskan aku melewati itu? Ya, benar. Aku hanya seekor laba laba kecil yang baru lahir. Tingkat kesulitannya terlalu tinggi.

Aku diam diam turun dari batu.

Jadi… disini ada monster asli. Ini benar benar bukan di bumi.

Belum lagi, jika mereka yang kusebut rusa dan serigala itu ukurannya sama dengan yang ada di Bumi…

Jangan pikirkan tentang itu! Jangan dipikirkan!

Okay, sekarang apa?

Didepanku ada tantangan para monster. Dibelakangku ada sekumpulan laba laba gila. Sungguh kah? Bukankah aku sudah di skakmat?

Oke, oke. Tenang sedikit.

Aku pikir kejadian seperti ini akan terjadi, jadi aku menyiapkan strategi alternatif disaat seperti ini.

Yah, sebenarnya itu bukan sesuatu yang hebat. Aku hanya kebetulan menemukan jalan lain sebelumnya. Jalan samping yang ukurannya kecil mudah untuk dilewatkan karena tepat di sebelah jalan besar ini, sebuah lubang kecil didinding. Meskipun kecil, diameternya sekitar 10 kaki, jadi aku akan bisa masuk tanpa masalah.

Perlu dicatat, aku masih perlu mencari makanan. Semoga saja aku bisa segera menemukan jalan keluar dari gua ini.

Dengan itu sudah kuputuskan, waktunya untuk berangkat!

Keberangkatan yang penuh kemenangan dilangkah kaki pertamaku berjalan dengan baik, kecuali aku tiba tiba tersesat.

Hoo, nak. Bisakah aku mengatakannya lagi? Gua ini benar benar sangat besar! Serius, apa apaan dengan labirin besar ini?

Kenapa dimana mana ada banyak sekali jalan jalan bercabang sialan?

Berapa banyak, kamu tanya? Aku Sudha menyerah untuk menghitungnya Ketika sudah lebih dari sepuluh.

Aku juga bertemu lebih banyak monster lagi. Dan karena aku langsung melarikan diri setiap kali bertemu, aku jadi benar benar lupa darimana arah aku datang.

Ugh… mustahil.

Jika aku ingin pergi didalam labirin ini, aku akan sangat membutuhkan peta. Tidak mungkin aku akan bisa menemukan jalan keluar jika begini.

Dan kemudian aku menemukan sesuatu yang benar benar gila.

Ada jejak jejak kaki di atas tanah. Jejak kaki manusia.

Aku bisa melihat dengan jelas jejak jejak kaki berpasangan. Yang artinya orang orang pernah melewati tempat ini. Faktanya, ini juga bukti bahwa manusia itu benar benar ada di dunia ini. Pengungkapan besar yang membuatku sedikit emosional.

Tapi sekarang aku melihat sesuatu yang sedikit… tidak, ini lebih mengkhawatirkan.

Tubuhku itu sangat besar dibandingkan dengan jejak jejak kaki itu.

Dinilai dari ukuran siapapun yang membuat jejak ini, tubuhku setidaknya setinggi tiga kaki…

Nah, aku yakin ini hanya jejak dwarf.

Pasti begitu! Ah-ha-ha!

…Ini tidak bisa dipercaya. Tidak, tidak.

Yah… lalu.

Jujur saja aku mulai curiga ketika aku melihat laba laba raksasa itu sebelumnya. Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, tidak diragukan lagi aku seekor monster. Terima kasih banyak!
Ugh, aku sudah berusaha untuk menghindari hal itu, tapi akhirnya aku harus menghadapi fakta fakta yang ada.

Dilahirkan sebagai laba laba itu sudah cukup mengejutkan bagiku, tapi aku seekor monster laba laba juga.

Ini kacau. Sangat kacau hingga beberapa orang mungkin putus asa dan bahkan sampai bunuh diri. Aku jelas tidak akan mempertimbangkan untuk bunuh diri, tapi ini masih agak mengecewakan. Yah, tidak ada gunanya duduk duduk dan merajuk.

Sejak dunia ini jelas berbeda dari Bumi, aku tidak tahu apa saja bahaya yang dihadapi. Untuk satu hal, tidak ada jaminan disini tidak ada lagi monster raksasa seperti laba lab aitu. Dan dari ukuranku sendiri, monster itu pasti tingginya seratus kaki….

Apakah manusia mampu untuk mengalahkan makhluk seperti itu? Tidak mungkin, kan? Jika disini ada bos monster, laba laba raksasa itu pasti salah satunya.

Kalau begitu, ini membuatku menjadi keturunan bos monster.

Terdengar cukup buruk, ya kan?

Sebenarnya, bukankah itu berarti jika aku bertemu dengan orang orang, mereka akan berusaha untuk membunuhku?

Itu sa-sa-sangat mungkin. Sebenarnya, ada peluang besar itulah yang akan terjadi.

Tiba tiba, aku melihat sesuatu tergeletar didekat jejak kaki.

Apa itu?

Setelah kulihat lebih dekat, aku sadar itu sisa laba laba yang terpotong potong.

Yep, spesies yang sama sepertiku.

Wow, potongan yang hebat. Ini mungkin hasil kerja dari para manusia, huh?

Aku tidak suka hal ini mengarah kesitu!

Jika aku bertemu manusia, mereka jelas segera membunuhku!













Comments

Popular posts from this blog

idstori situs informatif untuk kebutuhan anda

Informasi sejarah dunia terlengkap hanya di sezaman

Yoo In Na and Jennie BLACKPINK become the Top Most Popular Korean Female Ad Models in March