(2) Kontrakan Gratis


---------------------------------------

Aku tahuaku akan membuat rumah. Rumah yang benar benar kuat.

Aku sudah menyerah untuk mencari jalan keluar dari dungeon ini. Jika aku terus berkeluyuran tidak jelas, satu satunya masa depan yang bisa kubayangkan adalah akhir yang buruk. Monster atau manusia, semuanya adalah musuhku. Dan yang kumaksud bukan menjadi musuh dalam selimut atau rival atau apalah itu. Ini tentang hidupmu yang dalam bahaya.

Selain itu, tempat ini terkadang dikunjungi manusia. Itu akan berisiko untuk menggunakan pintu keluar bahkan jika aku berhasil menemukannya.

Maksudku, jika seseorang menemukanku, mereka akan membunuhku. Dan diluar sana mungkin ada pemukiman manusia.

Itulah kenapa aku berpikiran untuk tinggal di dungeon ini.

Bagaimanapun juga. Jika ini rumah baruku, apa saja yang kuperlukan? Makanan, tempat tinggal, dan pakaian.

Yah, aku tidak berpikir yang terakhir itu perlu untuk laba laba. Suhu disini juga sudah cukup nyaman.

Masalahnya ada di makanan dan tempat tinggal.

P. Apa yang biasanya laba laba makan? J. Serangga lain.

Oof… Itu benar, kan? Itulah kenapa perutku pasti mengalami kesulitan.

Meskipun, mengingat dari ukuranku yang absurd, aku tidak berpikir mangsaku hanya akan serangga. Misalnya, aku mungkin bisa memakan monster lain, atau… aku tidak ingin menyebutkannya, tapi… manusia…

Sungguh, sebelumnya saudara saudaraku juga melakukan kanibalisme satu sama lainnya setelah mereka lahir, kan? Induk laba laba raksasa juga memakan anak anaknya seperti tidak peduli, sejauh yang bisa kutangkap, spesiesku sepertinya menganggap semua makhluk hidup sebagai makanan yang berharga.

Faktanya, di gua seperti ini, itu mungkin satu satunya pilihan. Dengan kata lain jika aku lapar, aku harus mengalahkan monster lain dan memakannya.

Lagipula kamu tidak akan bisa memakan omelet jika tidak memecah beberapa telur, dan aku akan mati kelaparan jika tidak memakan sesuatu, tidak peduli seberapa joroknya.

Sekarang, aku mempunyai satu benda yang mungkin bisa menjadi sumber makananku.
Bangkai laba laba terpotong yang tadi kutemukan.

Kaki serta taring dan beberapa bagian lain sudah diambil, tapi Sebagian tubuhnya masih ada disini.

Yah, jika aku memakan itu, aku mungkin tidak perlu khawatir tentang makanan untuk hari ini. 
Hanya saja jika aku bisa memakan itu, ya itu.

Jujur saja, tiba tiba memakan laba laba itu cukup ekstrim, dan kemungkinan itu juga salah satu saudaraku…

Baik secara etis dan visual, aku lebih memilih tidak.

Jadi aku akan menahan untuk tidak memakan itu sekarang.

Mengingat aku yang akan tinggal di dungeon mulai sekarang, aku harus bisa untuk mempertahankan stok makananku.

Tapi jika aku ingin makan monster lain, itu artinya aku harus mengalahkan mereka dulu.

Bagaimana caranya aku bisa bertarung?

Gadis lemah sepertiku, yang hanya pintar dalam game, tidak akan punya kesempatan dalam pertarungan nyata.

Dan jadi, aku memutuskan untuk membuat rumah terlebih dahulu.

Laba laba apa yang tidak memakai jaringnya?

Lagipula, laba laba membuat sarangnya dengan benang lengket dan menggunakannya untuk menangkap mangsa.

Jadi jika ini berjalan lancar, masalah makanan dan tempat tinggal akan langsung selesai.

Sebenarnya, aku pikir lokasi gua ini cukup bagus.

Jika tidak ada apa apa, itu harusnya mudah untuk membuat jaring disemua tempat.

Tanpa basa basi, waktunya untuk membuat rumah baruku!

Menggendong mayat saudaraku, aku mencari area yang bagus dimana jarang orang yang menganggu.

Apa? Kamu bertanya kenapa aku membawanya?

Jaminan. Semoga saja tidak sampai terjadi, tapi aku tidak bisa memilih.

Akhirnya, aku sampai di pertigaan yang tidak ada jejak kaki manusia, jadi kuputuskan untuk membuatnya disana.

Pertama, aku akan membuat benang. Dari pantatku, kutebak? Aku cukup yakin itu tempat untuk keluarnya benang, jadi mari kita coba.

Tapi setelah selesai berpikir, aku tersadar kalau aku sudah membuat benang. Huh? Aku tidak ingat selama ini benang keluar dari pantatku…

Wow, itu sangat memalukan!

Mungkin ini seperti ketika kamu (sensor), jadi kamu (sensor)?

Oke, untuk sekarang lupakan fakta kalau aku membuat benang tanpa sadar.

Kali ini, waktunya membuat rumah yang nyata!

Selesai! Aku puas melihat kerjaanku. Sarang laba laba yang menakjubkan tergantung dipojok pojok lorong gua, menghalangi area itu.

Ohh, apakah naluri alamku muncul atau sesuatu? Setelah aku mulai bekerja, tubuhku bergerak sendiri dan membangun sarang itu dalam sekejap.

Namun, daripada menyelesaikan sarangku, aku membiarkan lubang yang cukup besar bagiku untuk lewat.

Kenapa? Jelas, itu untuk rute kabur.

Aku membuatnya di pertigaan, yang sekarang sudah tertutup sarangku di tiap bagian.

Tapi jika aku menutup seluruhnya, aku tidak akan bisa keluar.

Itu mungkin, meskipun aku tidak cukup yakin itu akan terjadi, musuh yang kuat mungkin akan memotong sarang ku.

Jadi aku membuat sebuah lubang untuk itu, agar aku bisa keluar dalam keadaan darurat.

Sekarang dari ketiga arah aku dilindungi sarangku, plus, sebuah jalan keluar darurat.

Ruang ideal untuk hikikomori telah selesai! Ahh, tidak ada tempat seenak dirumah.

Yang kubutuhkan sekarang adalah agar mangsa bisa tertangkap disarangku secara teratur.

Jika aku bisa melakukan itu, tidak ada alasan lain untuk tetap tinggal ditempat ini selama hidupku.

Luar biasa!

Aku pernah pergi kesekolah, tapi selain itu, aku kebanyakan hidup sebagai penyendiri di bumi. Aku tidak pernah berbicara ke siapapun disekolah, dan ketika aku sampai rumah, aku hanya bermain game dan internet an. Makan malamku sering hanya dengan menambahkan air panas dan menunggu selama tiga menit atau memanaskan sesuatu di microwave. Kadang kadang aku mencampurkannya dengan kotak makan siang dari supermarket.

Kedua orang tuaku bekerja sepanjang hari dan kadang pulang malam. Dan bahkan ketika mereka pulang, kami tidak penah bertatap muka satu sama lain. Kami sedikit sekali berinteraksi. Sejujur jujurnya, itu seperti tinggal dengan dua orang asing. Agak mengesankan, aku bahkan tidak bisa mengingat seperti apa orang tuaku sebenarnya.

Tetap saja, setidaknya, aku bertanya tanya apaka mereka merasa sedikit sedih dengan kematianku?

Nah, mungkin tidak. Meskipun mereka mungkin sedih karena kehilangan sedikit pendapatan yang kuberikan pada mereka.

Aku dulu terbiasa mendapatkan uang lewat saham. Jika ada sesuatu yang mereka rindukan, mungkin itu.

Itulah dinginnya hubungan keluaga kami.

Kebiasaan hidupku mungkin berpengaruh pada canggungnya berkomunikasi dengan orang lain.

Atau mungkin itu sudah kepribadianku sejak lahir, bukan bagaimana aku dibesarkan.

Sebagai hasilnya, aku tidak mempunyai siapapun yang kupanggil teman, dan bahkan didalam game aku juga tidak banyak berkata.

Seperti biasa, karakterku di MMO terkenal karena kediamannya.

Avatarku juga seorang lelaki tua botak yang muram. Dia tipe yang kuat dan pendiam, jenis orang baik yang berbicara dengan tindakannya.

Dan statusnya juga cukup bagusaku memaksimalkan di attack power dan speed dan status lainnya kubiarkan saja.

Tapi itu semua tidak masalah asal aku tidak terkena serangan! Aku hanya perlu menghindari serangan musuh dan menubruk musuh dengan strategi hit and run. Hal yang sempurna, selain bagian kalau aku terkena satu serangan itu pasti membunuhku.

Hmm.

Aku tidak terlalu peduli jika tidak bisa melihat kedua orang tuaku atau teman sekelasku lagi, tapi itu membuatku sedikit sedih ketika aku tidak akan pernah melihat lelaki tua botak itu. Aku membuatnya menjadi legenda karena menjadi salah satu dari sedikit free players yang bisa bertahan melawan pay to players, jadi sangat disayangkan untuk meninggalkannya seperti itu.
…Singkatnya, aku lebih suka ke game karakter daripada orang tuaku. Aku punya keahlian untuk menjadi tidak manusiawi seperti ini, jika aku harus mengatakannya sendiri.

Selain itu, itu benaraku tidak pernah menjadi orang yang baik.

Meskipun, aku kira percaya kalau menjadi orang buruk adalah langkah untuk menjadi orang baik itu tidak apa apa…

Yah, karena aku sudah menjadi orang yang buruk, aku mungkin juga mengatakannya.

Menjadi seorang hikikomori itu yang terbaik! Whoo-hoo!

Sebuah benang putih terentang diantara kedua kaki depanku.

Ketika aku menariknya, itu lengket dan merentang.

Dan ketika aku berhenti menariknya, perlahan itu kembali ke panjang aslinya.

Okay. Bagus dan lentur, seperti yang kuharapkan.

Kamu bertanya apa yang sedang kulakukan?

Tentu saja, eksperimen dengan jaring laba labaku.

Mulai dari sekarang, benda ini menentukan hidupku, jadi aku pikir untuk menguji dengan hal hal yang penting.

Aku mulai banyak memproduksi itu, bereksperimen apakah aku bisa menyesuaikan ketebalan, kelengketan, kekuatan, dan keelastisitan.

Menyesuaikan ketebalannya itu mudah.

Tentu aku tidak bisa membuatnya tipis tidak terlihat, tapi aku bisa membuatnya setipis rambut.

Didalam gelapnya dungeon ini, itu pasti sulit disadari.

Tapi selanjutnya ketika aku mencoba tes kekuatan, aku menemukan kalau semakin tipis aku buat benangnya, semakin mudah rusak pula.

Yah, tidak ada yang bisa kuperbuat tentang itu. Jika kamu memikirkannya, tipis itu jelas lebih rapuh.

Sebaliknya, menebalkan benangnya meningkatkan daya tahannya.

Helaian paling tebal yang bisa kubuat sekarang kurang dari 1 inci. Kutebak, tidak terlalu berbeda seperti tali pada umumnya.

Tentu saja, itu maksimal untuk satu helai saja. Jika aku benar benar ingin membuatnya tebal, aku hanya perlu menyatukannya. Meskipun, itu kedengarannya merepotkan.

Jujur, aku harap aku tidak perlu bereksperimen ke lengketannya.

Mudah untuk mengatakan kalau benang laba laba semuanya lengket, tapi faktanya, diantaranya ada yang tidak.

Dan rupanya, alasan kenapa laba laba tidak tertangkap di jaring mereka sendiri itu karena keahlian menggunakan benang tidak lengket. Aku menyadari ini ketika instingku muncul pas membangun rumah.

Jadi aku memutuskan untuk bereksperimen lebih untuk memahaminya, tapi malah tubuhku yang terikat.

Well… yeah.

Sejak kamu harus menggunakan benang lengket dan tidak dengan benar, masuk akal jika kamu tidak melakukannya, kamu akan tertangkap sendiri di jaringmu.

Dan itulah bagaimana aku berakhir terjebak di sarang laba labaku seperti orang idiot.

Itu membuatku takut. Tapi serius, satu gerakan salah dan aku mungkin akan terjebak permanen dijebakanku sendiri dan mati konyol.

Untungnya, dengan beberapa keajaiban, aku menemukan kalau aku bisa merubah sifat benang tertentu asal itu masih menyambung dengan pantatku. Setelah itu, aku mencoba apakah itu bisa di benang yang sudah lepas dan ternyata itu bisa, walau hanya sedikit. Ini benar benar dunia fantasy.

Aku memakan sedikit waktu untuk menggabungkan benang, lalu mengetes kekuatannya.

Aku sudah tahu benang tipis itu lemah dan tebal itu kuat, tapi aku belum tahu seberapa besar kekuatan itu bisa menahannya.

Kamu tanya kenapa? Karena ketika aku membuat benang dengan kekuatan maksimum, aku gagal untuk memotongnya tidak peduli betapa keras usahaku. Mengkhawatirkan juga, aku bahkan tidak bisa memotongnya dengan taringku.

Jika aku terjebak dibenang seperti ini, tidak mungkin untuk keluar.

Meski begitu, aku yakin disini ada monster yang lebih kuat yang bisa memotongnya, jadi aku harus berhati hati untuk tidak melebih lebihkan kekuatannya.

Dan lalu, eksperimen terakhir, elastisitas, benangnya sudah ada dan aku sedang memanipulasinya dengan cakar kakiku.

Okay.

Benang lentur ini tentu bisa berguna. Jika aku mengikatkan batu atau semacamnya, aku mungkin bisa membuat ketapel sederhana.

Pasti akan ada kegunaan lainnya juga.

Tebak eksperimenku menghasilkan beberapa yang memuaskan.

Namun, ada satu masalah yang tidak aku abaikan lebih lamamemintal semua benang itu membutuhkan banyak energi.

Dengan kata lain, aku benar benar lapar.

Aku sudah menginginkan makanan dari waktu yang lama, tapi sekarang rasanya hidupku sedang dalam bahaya.

Anehnya, aku tidak terlalu haus, tapi rasa lapar yang kualami jauh lebih buruk dari biasanya.
Jika begini, aku akan mati kelaparan.

Aku bahkan tidak bisa hidup sampai matahari terbir besok. Meskipun, aku tahu aku tidak bisa melihatnya, sejak aku didalam gua.

Jika aku ingin menghindari takdir itu, aku harus makan sesuatu… Dan yang kupunya hanya benda yang kubawa sebagai asuransi…

Haruskan aku makan itu?

Yah, pilihan lainnya hanya sekarat, jadi…

Lagipula jika aku ingin tinggal di dungeon, aku harus terbiasa memakan monster mentah.
Okeh. Saatnya mencoba.

Memakan mayat saudaraku sebagai makanan pertama setelah dilahirkan itu sedikit tidak berakhlak, tapi aku tidak punya pilihan lain.

Okay, ini dia.

Whoa, ini benar benar menjijikan. Sangat pahit. Tapi aku memaksa memakannya.

Aku tidak bisa menolaknya hanya karena aku tidak menyukai rasanya.

Jadi aku memaksa dan menyelesaikan makan potongan potongan mayat saudaraku.

Ini cukup untuk mengisi perutku, jadi aku tidak perlu khawatir kelaparan untuk beberapa saat.
Whew. Aku kira, terima kasih untuk makanannya.

<Kondisi terpenuhi. Mendapatkan title [Kin Eater].>

<Mendapatkan skill [Taboo LV 1] [Heretic Magic LV 1] dari hasil title [Kin Eater].>

Uh, apa?

Itu suara yang sama kudengar saat aku memperoleh skill Appraisal.

Mari sekarang panggil suara itu dengan “Divine Voice”.

Jadi apa maksudnya dengan “title” ini?

Apakah ini seperti yang kupikirkan? Hadiah dari pencapaian setelah memenuhi beberapa kondisi?

Mungkin, tapi bagaimanapun, yang aku dapatkan sedikit aneh dan memalukan…

Maksudku, frasa “Kin Eater” terdengar sangat buruk! (TL : Pemakan Saudara)

Orang lain tidak bisa melihatnya, kan? Tidak, aku tebak mereka bisa jika level skill Appraisal mereka cukup tinggi.

Ugh…

Jika seseorang melihat itu, mereka akan menilaiku sangat buruk.

Meskipun, mengingat kalau aku ini seekor monster, mereka pasti tetap akan membenciku walaupun mereka bisa melihat skillku atau tidak.

Tapi, kesampingkan kata kata buruk title itu, ini adalah hal besar, kan?

Maksudku, aku bahkan mendapatkan dua skill sekaligus.

Jadi jika kamu mendapatkan title, kamu bisa mendapatkan skill tanpa memakai skill poin. Yeah, ini hal besar.

Aku beranggapan kalau tidak ada cara lain untuk mendapatkan skill baru dengan 0 skill poin, jadi ini penemuan cara baru yang cukup hebat.

Jadi, skill baru yang kudapat itu Taboo dan Heretic Magic.

“Taboo” itu nama yang terdengar keren, tapi aku tidak ide apa yang bisa Taboo lakukan. Aku bahkan tidak bisa membayangkannya.

Uh, maaf, bisakah aku mendapatkan penjelasannya, tolong? Aku tidak bisa menggunakannya jika aku tidak tahu efeknya.

Tunggu…dengan logika seperti itu, aku tidak akan bisa menggunakan Heretic Magic juga.

Sekarang apa? Haruskah aku mengucapkan mantra atau semacamnya? Tunggu, aku ini seekor laba laba, jadi aku tidak bisa mengatakan kata kata apapun….

Suara yang bisa kubuat hanya seperti…gaok? Sungguh, itu lebih seperti suara gigi yang bertabrakan…

Yah, bahkan jika aku bisa berbicara, itu tidak seperti aku tahu mantranya, jadi aku sangat tidak beruntung.

Hanya untuk bersenang senang, aku mencoba memikirkan [Heretic Magic] sangat keras.

……Yeah, tidak ada yang terjadi. Tak bisa tak bisa.

Aku sudah sangat bersemangat tentang kesempatan mengeluarkan sihir fantasy, selain mengkhawatirkan maksud bagian “Heretic”, tapi itu tadi menggagalkan kegembiraan sejak awal.

Mungkin itu mustahil untuk menggunakan sihir setelah barusan mendapatkan skill?

Apakah hanya karena aku tidak tahu caranya, atau aku harus belajar sihir terlbih dahulu atau yang lainnya?

Disini, aku bahkan tidak tahu basicnya.

Huh?

Kupikir aku mendapatkan sesuatu yang berharga karena memperoleh skill dan title ini, tapi apa gunanya jika tidak bisa digunakan?

Apakah Kin Eater itu benar benar tidak berguna?

Ahh, sekarang ketika aku memikirkan tentang itu… jika yang kamu perlukan untuk mendapatkan title Kin Eater itu untuk memakan saudaramu sendiri, banyak dari saudara saudaraku mungkin mempunyainya juga.

Lalu, itu tetap tidak merubah fakta kalau manusia masih mudah membunuh kita.

Dengan kata lain, memperoleh title Kin Eater tidak menambah efek ke kemampuan bertarungku.

Jadi itu BENAR BENAR tidak berguna.

Begitu…Tidak heran kalau kondisinya mudah dipenuhi. Jadi pada dasarnya, semakin mudah title diperoleh, semakin rendah efeknya.

Tapi tetap, itu masih bagus aku bisa mempelajari adanya title disini.

Jika aku mendapat lebih banyak, mungkin aku akan membuat skill build dengan efisien. Mungkin aku harus mencoba beberapa cara untuk melihat apakah aku bisa mendapatkannya lagi.

Meskipun aku tidak tahu apa saja title title yang ada disini…

Dan aku bahkan tidak mempunyai alat atau apapun, jadi tidak banyak yang bisa kulakukan.

Mungkin jika aku menari sebentar, aku akan mendapat title “Dancer” atau semacamnya?

Biarkan aku mencobanya sebentar.

Sampai beberapa saat kemudian, getaran besar merambat ke benang tempat aku berdiri dan itu memukul ke mukaku.

Ouch. Itu sakit.

Aku tidak mendapat title dari perjuanganku. Malah hanya ingatan rasa sakit baru. Sangat banyak sudah.

Menenangkan diriku, aku perhatianku terarah ke benang yang masih bergetar. Ujung lainnya menempel di bagian bawah jaring lorong sebelah kiriku. Sesuatu pasti tertangkap disana. Mangsa pertamaku.

Aku mendekat dengan hati hati.

Ketika sudah cukup dekat untuk melihat jaringnya, aku sadar ada sesuatu yang terjebak dengan mata yang terang, dan bintik bintik Pelangi.

<Frog>

Okay. Sebenarnya bentuknya itu mirip katak.

Ukurannya hampir sama dengan ku dan bersinar dengan warna pelanginya, tapi setidaknya itu masih mirip katak.

Ini pertama kalinya skill Appraisal ku menilai monster selain diriku dengan benar.

Orang orang selalu mengatakan rasa katak itu mirip ayam, jadi ini harusnya mudah untuk dimakan. (Maksudnya itu rasanya)

Setidaknya, itu tidak akan seburuk saat memakan saudaraku.

Jika aku boleh komplain, itu mungkin warna dari katak ini yang menunjukkan kalau “beracun”.

Maksudku, tidak mungkin sesuatu yang bewarna menjijikan ini tidak beracun.

Selain itu, sejak aku baru makan, aku tidak terlalu lapar sampai…

Apa yang harus kulakukan?

Tapi, tepat ketika aku lengah dan merenungkan hal hal, katak itu tiba tiba mengeluarkan serangan balik dengan putus asa!

Ya, katak itu meludahkan cairan yang tampaknya sangat beracun padaku!

Sial! Sejak penjagaanku lengah, aku tidak punya waktu menghindar, jadi yang kubisa sekarang adalah kutukan mental ketika cairan itu terkena pada tubuhku.

Ngyaaaah?! Hey, apa apan in?! Ow, ow!

Racun? Ini racun?! Sial, itu sangat sakit ketika terkena cairan itu!

Wha?!

Ludahan kedua?! Tunggu, yang benar?! Gyaah! Itu mengenaiku lagii!!

Ow, hey! Ini tidak menyenangkan! Mundur, mundur!

Aku memaksa kakiku untuk bergerak dan entah bagaimana aku bisa mejauh dari katak itu.

Wow. Itu benar benar sakit. Apakah seperti itu rasanya ketika asam terkena tubuhmu? Aku tidak meleleh, kan?

Aku khawatir, ini tidak seperti aku bisa mengeceknya, tapi karena aku tidak punya kaca.
Sial. Ini memalukan.

Bahkan jika itu terjebak diperangkap, musuhku masih seekor monster. Harusnya aku tidak menurunkan penjagaanku.

Seekor tikus yang terpojok membalas menggigit. Bahkan seekor katak yang tertangkap ular tidak hanya akan menyerah dan dimakan.

Ohh, itu sakit, setidaknya itu tidak seperti aku akan mati. Racun itu kebanyakan terkena dibagian kiri dan punggungku.

Ada sedikit yang terkena dimataku juga, sejak pandangan mataku hitam sekarang.

Hmm? Jika mataku tidak berfungsi, kenapa hanya sebagian penghilatan yang buram?

Ah! Mungkin aku punya mata yang banyak, sejak aku ini seekor laba laba? Ya mungkin itu. Sebuah penemuan baru!

Tapi aku punya masalah besar yang cukup mengkhawatirkan. Rasa sakitnya tidak hilang hilang.

<Keahlian sudah memenuhi level yang dibutuhkan. Mendapatkan skill [Acid Resistance LV 1].>

Apa?

Tidak terduga, rasa sakitnya mereda. Apakah semudah itu mendapatkan skill tanpa memerlukan skill poin?

Huh?

Tunggu, lalu bagaimana dengan poin yang kuhabiskan untuk mendapat Appraisal?

…Lebih baik tidak terlalu memikirkannya.

Lagipula, sekarang aku pemilik yang bangga dengan skill acid-resisting. Barangkali, ini hasil dari terkena serangan racun katak itu secara langsung. Oh, tapi… Itu tidak terjadi langsung, jadi mungkin harus ada kondisi lainnya.

Itu mengatakan tentang keahlian, jadi mungkin serangan asam yang lama itu yang memenuhinya?

Yah, itu bisa kupikirkan nanti.

Berkat resistensi baruku, rasa sakit sebelumnya hampir hilang. Sebagai gantinya, amarahku terkumpul ke katak itu.

Amfibi bodoh itu pikir bisa bertarung melawanku, dia tidak lebih dari snack untukku?! Tidak bisa dimaafkan!

Aku sudah membulatkan tekadku. Aku tidak peduli itu beracun atau tidak. Jika itu hal terakhir yang bisa kulakukan, aku akan memakannya!

Dengan itu, waktunya maju!

Selama aku tidak lengah, ini tidak lebih dari mangsa lemah yang terjebak di perangkapku!
Aku menghindar ludahannya dengan sempurna, lalu menyerang langsung.

Makan ini jurus ultimateku! Kunyah! Gigit!

Bwa-ha-ha! Kamu pikir itu gigitan biasa?! Aku seekor laba laba! Taringku itu beracun!

Ini seperti ketika aku membuat benang, informasi tentang ini entah bagaimana mengalir secara natural.

Ha! Menderita dan matilah oleh racunku!

Tapi ketika memikirkan itu—Splat! Ludahan racun lain dalam jarak dekat.

Guhh?! Ow, ow, OW! Bahkan dengan skill ketahananku, itu masih sakit!

Dan bahkan sekarang aku melepaskan gigitanku!

<Keahlian sudah memenuhi level yang dibutuhkan. Skill [Poison Resistance LV 1] berubah menjadi [Poison Resistance LV 2]>

Oh, jadi seperti itu cara kerjanya. Tunggu, sekarang bukan waktunya untuk itu!

Membodohiku sekali, mempermalukanku. Dan sekarang ketiga kalinya, aku pasti akan membunuhmu!

Katak bodoh! Sekarang aku tidak akan memaafkanmu! Juga aku tidak punya maksud memaafkanmu dari awal! Tanpa ampun!

Membiarkan amarahku mengambil alih, aku menggigitnya untuk kedua kalinya. Katak itu mulai kesakitan.

Bwa-ha-ha! Itu benar, menderitalah! Sekarang sekarang, aku mencoba mengunyahnya.

Katak itu berjuang sedikit lebih lama, tapi gerakannya sedikit melemah, dan akhirnya dia kehabisan energinya.

Whew. Akhirnya aku mengalahkannya. Mengingat tadi betapa susahnya aku menangkap mangsa pertama, masa depanku tampak suram. Tapi, aku mengalahkannya! Bagus!

Okay, ayo makan! Munch, munch, munch. Schlurp, schlurp. Mmm… pahit. Ow.

Rasa pahit ini racun? Dan kutebak rasa sakitnya mungkin asam? Yah, berkat ketahananku, itu masih bisa ditahan. Tapi ini tidak benar benar enak.

<Keahlian sudah memenuhi level yang dibutuhkan. Skill [Acid Resistance LV 1] berubah menjadi [Acid Resistance LV 2].>

Yah, rasanya mungkin tidak sesuai seleraku, tapi skill nya jelas meningkat.

Selain itu, ini kejadian special: tangkapan pertama di rumah baruku.

Berkat katak ini, aku yakin jaring laba laba ku cukup kuat untuk menahan monster.

Setidaknya, makhluk selevel dia tidak akan bisa kabur.

Plus, sekarang aku tahu mangsaku bisa tertangkap dijaring sesuai yang kuharapkan.

Informasi itu membuat semua rasa sakit tadi terbayarkan.

Terima kasih banyak, katak!


Walaupun aku masih menyimpan dendam karena ludah asam itu. 


Comments

Popular posts from this blog

idstori situs informatif untuk kebutuhan anda

Informasi sejarah dunia terlengkap hanya di sezaman

Yoo In Na and Jennie BLACKPINK become the Top Most Popular Korean Female Ad Models in March