(S2) Reinkarnasi


-----------------------------------

Di sebuah Kerajaan Analeit, tinggalah seorang laki laki bernama Schlain Zagan Analeit.

Terlihat di namanya, dia seorang keluarga raja.

Dia seorang anak dari selir raja dan hidup sebagai pangeran keempat.

Tapi anak ini memiliki ingatan masa lalunya.

Di ingatan itu, namanya dulu adalah Shunsuke Yamada.

Aku akan jujur: Laki laki itu adalah aku.

Ingatan terakhirku dari kehidupan sebelumnya adalah ketika duduk di kelas sastra Jepang.

Diwaktu itu, aku sadar ada sebuah retakan didalam kelas, dan dari situ semuanya menjadi gelap.

Celah di angkasa itu jarang terjadi di Bumi.

Jadi apapun yang terjadi setelah itu adalah yang menyebabkan aku mati.

Lalu, entah bagaimana, aku dilahirkan kembali dengan ingatan kehidupanku sebelumnya.

Karena itulah aku hidup didunia yang mirip game dimana skill dan level itu nyata.

Di dunia ini, kamu benar benar punya “status”.

Bagaimana bisa itu menjadi kenyataan diluar game? Aku pernah memikirkannya sejenak, tapi aku akhirnya menyerah untuk mencari tahu lebih dalam.

Sebagai gantinya, aku sadar itu akan lebih menyenangkan jika fokus ke kehidupan positif di dunia ini. Latihan menambah kemampuanku, dan itu cukup menyenangkan mengasah kekuatanku seperti itu.

Bagaimanapun juga, di dunia ini juga ada bagian yang tidak menyenangkan.

Kamu tidak bisa melihat status orang lain. Konsepnya ada, tapi kamu harus menyelesaikan kondisi yang sangat sulit untuk melihat itu.

Jadi, disini ada skill yang dipanggil Appraisal.

Dengan Appraisal, kamu bisa melihat status status, tapi hanya sedikit orang yang mempunyai skill itu.

Untuk mendapatkannya, itu hanya perlu menjadi seperti penilai atau juru taksir di bumi, kamu perlu pengetahuan menyeluruh tentang bagaimana cara menilai nilai dari suatu benda, kemampuan observasi untuk mengetahui komposisi zat, dan kemampuan tinggi lainnya. Tidak ada amatir yang bisa melakukan itu.

Dan bahkan jika kamu bisa mendapatkan skill Appraisal, itu sangat sulit untuk menaikkan levelnya, jadi sejak awal sangat sedikit orang yang memiliki itu.

Sungguh, yang dibutuhkan untuk mendapatkan Appraisal adalah dengan menggunakan sejumlah skill poin dengan tepat.

Itu memang mungkin, tapi kamu tidak bisa mengembangkannya lebih jauh.

Menaikkan level skill Appraisal hanya perlu dengan menggunakannya.

Setiap kali menggunakan Appraisal, keahlianmu meningkat, dan jika kamu sampai dititik tertentu, levelnya akan naik.

Tapi, saat menggunakan skill itu benar benar masalah.

Di satu sisi, itu tidak memerlukan kekuatan sihir sama sekali.

Aku tahu kamu berpikir: “Jadi itu bisa digunakan seenaknya, kan?” tidak semudah itu.

Jadi itu: Setiap kali Appraisal digunakan, penggunanya akan merasa pusing dan mabuk.

Tingkatannya memang tergantung individu, tapi di kasus terburuk, beberapa orang akan pingsan setelah sekali memakainya, dan bahkan orang yang berbakat tidak bisa menggunakan Appraisal di kedua benda sekaligus.

Karena setiap kali menggunakannya sangat sulit, menggunakan skillnya terus menerus untuk meningkatkan keahliannya itu sangat menyiksa.

Untuk tambahan, skill Appraisal itu tidak berguna sebelum itu mencapai level yang tinggi.

Dan lalu, sedikit orang yang mengambilnya.

Faktanya, ada keluarga yang hidupnya menjadi seorang Appraiser, menurunkan skill nya ke tiap generasi.

Jadi jika kamu bertanya bagaimana orang orang mengecek status mereka, jawabannya adalah menggunakan Batu Appraisal.

Batu Appraisal adalah alat sihir yang dibuat secara khusus, yang membolehkan penggunanya untuk menggunakan skill sementara.

Level skill yang jika menggunakan batu itu tergantung dari kualitasnya. Jumlah batu didunia ini yang memberikan level 10, seperti yang dimiliki keluarga kerajaan bisa dihitung dengan jari.

Normalnya, kamu perlu izin spesial untuk menggunakannya, jadi mudahnya hanya bangsawan besar yang dekat dengan keluarga kerajaan boleh memakainya. Sejak aku ini seorang royalty, aku bisa menggunakan itu, tapi tidak seperti aku bisa menggunakannya semauku. Aku mengganggu Anna seorang pelayan kerajaan  tentang itu terus menerus, tapi itu hanya bisa digunakan ketika sudah mencapai umur tertentu.

Dari fakta, sepertinya waktu ketika status kamu dinilai itu termasuk kondisi spesial, jadi bangsawan dan sebangsanya selalu mengadakan upacara besar untuk itu.

Dan aku pernah datang di upacara seperti itu juga.

Selain untuk dinilai, upacara ini juga sebagai ajang debut anak untuk mengenal orang yang lebih luas.

Hasil dari Appraisalnya akan ditampilkan ke orang orang yang hadir, dan semua orang dewasa akan mulai menilai mu dari sana.

Aku mempunyai lebih banyak skill dari orang nomal di umurku, jadi aku tahu itu mungkin bukan masalah bagiku. Tapi rupanya, jika statusmu sangat rendah, keluargamu mungkin akan menolakmu, jadi itu prospek yang menakutkan.

Ngomong ngomong, aku dan adik perempuanku, Sue, anak dari istri raja yang lahir diwaktu yang dekat denganku, akan menjalani debut publik kami.

Aku dan Sue harus berganti ke pakaian anak untuk upacara di waktunya dan mendengar jadwal lagi lagi dan lagi.

Raja yang sekarangdengan kata lain, ayah kamijuga datang.

Selain itu, akan ada orang orang penting lainnya, jadi membuat kesalahan dan membuat malu diri sendiri itu bukan termasuk pilihan.

Meskipun masih anak anak, aku masih bisa mengingat anggota keluarga kerajaan.

Aku yang akan memainkan peran utama dalam upacara itu, jadi aku perlu membawa wibawa anggota keluarga kerajaan dipundaku.

Itu cukup berat untuk mantan orang biasa.

Namun, ketika aku melihat betapa anggunnya adik perempuanku, aku merasa tekadku untuk melakukan sesuatu dengan benar yang hampir membuatku tidak sabar.

“Apakah kamu siap?”

Aku diam dan mengangguk merespon perkataan Anna.

“Lalu silahkan lanjut.”

Anna mendorong kami kedepan, aku dan Sue berjalan bersama melewati pintu untuk menuju ke ruang upacara.

Segera setelah kita melewati pintu masuk, ruang upacara ini tampak besar dimataku.

Karpet berwarna merah membentang dari pintu lurus kearah pedestal, dibelakang itu ada seseorang laki laki berdiri menunggu. (Pedestal apa ya kalau di indonesianya?)

Banyak orang orang yang berbaris disepanjang tembok melihat kami dengan diam.

Semua yang disini adalah bangsawan tingkat atas.

Aku dan Sue berjalan melintasi karpet dengan diam.

Langkah kami terukur dan bermatabat, seperti yang sudah diajarkan cara berjalan untuk mengantisipasi hari ini.

Akhirnya, kami sampai kedepan pedestal. Aku dan Sue berhenti lalu berlutut.

Yang sudah berdiri dibelakang pedestal itu adalah sang Raja, ayah kami, Meiges Derra Analeit.

“Upacara Appraisal sekarang akan dimulai.” Suara agung raja terdengar diseluruh ruang upacara.

Meskipun dia adalah ayahku, aku hanya bertemu orang itu beberapa kali saja. Dia lebih seperti saudara dengan kasta lebih tinggi daripada seorang orang tua.

Ini hanya membuat kegugupanku menjadi jadi.

Raja masih sedang berbicara, tapi aku tidak tahu apa yang sedang dia katakan.

“Sekarang, Schlain Zagan Analeit. Kamu bisa berdiri.”

“Baik, yang mulia.” (Di inggris sebenarnya ‘sir’ tapi ya kali gitu)

Aku berdiri.

“Mari mulai Appraisal nya.”

Aku maju ke kursi tangga yang berada didepan pedestal.

Tanpa pijakan, aku tidak cukup tinggi dengan tinggiku yang sekarang.

Sebuah batu hitam terpasang di pedestal.

Ini adalah batu Appraisal. Lebih kecil dari yang kubayangkan. Jika aku sudah dewasa, itu mungkin akan pas di genggaman tanganku.

Menyembunyikan keterkejutanku, aku menaruh tanganku diatas batu Appraisal.

Seperti yang sudah diajarkan, aku berpikir: [Appraise]

Tak terduga statusku ditampilkan dengan mudah.

----------------------

Manusia          : LV 1
Nama              : Schalain Zagan Analeit
Status  :
HP : 35/35(hijau)                  MP : 348/348(biru)
SP  : 35/35(kuning)                     : 35/35(merah)[Tl : sebelah ini status cadangan sp]
Skill poin : 100,000
Title : Tidak ada
Skill :
[Magic Perception LV 8] [Magic Operation LV 8] [Magic Warfare LV 6] [Magic Conferment LV 5] [Magic Attack LV 4] [MP Recovery Speed LV 7] [MP Lessened Consumption LV 2] [Swordmanship LV 3] [Destruction Enhancement LV 2] [Mental Warfare LV 2] [Energy Conferment LV 1] [Concentration LV 5] [Hit LV 1] [Evasion LV 1] [Vision Enhancement LV 4] [Auditory Enhancement LV 7] [Olfactory Enhancement LV 2] [Taste Enhancement LV 1] [Tactile Enhancement LV 1] [Life LV 5] [Magic Mass LV 8] [Instantaneous LV 5] [Persistent LV 5] [Strength LV 5] [Solidity LV 5] [Alchemist LV 8] [Protection LV 7] [Running LV 5] [Divine Protection] [n%I = w]

----------------------

(Tl : Maaf kalo salah)

Aku bisa melihat statusku.

Diwaktu yang sama, hasil dari status itu muncul di permukaan layar depan tembok. Layar itu sudah terhubung dengan batu Appraisal jadi itu bisa menampilkan hasilnya. Tampaknya, di dunia ini tidak ada konsep “personal information”.

Untukku, hasil Appraisalnya dalam Bahasa Jepang, tapi dilayar, itu muncul dengan Bahasa yang digunakan disini. Aku sudah membayangkan apa yang akan terjadi jika itu ditampilkan dalam Bahasa Jepang, tapi kutebak system sudah memperhitungkan semua itu.

Suara suara tercampur aduk didalam ruangan.

Sang raja menaikkan suaranya untuk menenangkan massa, tapi keributan itu tidak tertahankan.

Statusku mungkin yang menjadi penyebab reaksi itu.

Jujur, aku sedikit memperkirakan sesuatu seperti ini akan terjadi.

Status sihirku lumayan tinggi. Anna sudah menjamin hal itu.

Dengan perbandingan, status fisik ku juga tidak biasa untuk seorang diumurku.

Yah, itu masih sedikit lebih tinggi dari biasanya, tapi itu tidak menyimpang jauh seperti status sihirku.

Jadi statusku cukup tidak seimbang.

Untuk skill nya, suara yang dipanggil Word of God memberitahuku setiap kali naik level skill atau ketika mendapatkan skill baru, jadi aku sudah tahu kebanyakan dari itu semua.

Tapi ada dua yang tidak kuketahui.

Yang pertama [Divine Protection], dan yang satunya lagi yang seperti tulisan corrupt.

Penasaran tentang keduanya, aku mencoba mengeceknya.

<Divine Protection: Kamu dilindungi oleh surga, membuat kamu lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang kamu mau di berbagai kondisi>

<n%I = W: Tidak bisa dinilai>

Apa apan itu?

Divine Protection memang gila. Jelas termasuk sebuah skill cheat.

Namun, frasa “Lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang kamu inginkan” pasti berarti apapun tidak akan berjalan baik seperti yang kuinginkan setiap saat. Tapi tetap itu masih skill yang luar biasa, tapi aku tidak boleh terlalu bergantung padanya.

Apa yang kutidak mengerti itu yang satunya.

Namanya dan hasil dari Appraisal sama sama samar.

Aku benar benar tidak tahu skill seperti apa itu.

Fakta kalau batu level tertingi Appraisal masih belum bisa menampilkan hasilnya membuatnya misterius.

Jika batu ini tidak bisa memberitahuku, mungkin tidak ada jalan lain untuk mengetahui detail dari kemampuan skill itu.

Aku tidak paham.

“Bukankah itu sama seperti anak perempuan duke?”

“Ya, anak berbakat itu…”

“Tapi yang mulia sama berbakatnya dengan dia… Tidak, bahkan melebihinya!”

Bangsawan bangsawan it uterus bercakap cakap, aku mendengar terus menerus kata “anak perempuan duke.”

Adakah seseorang yang mempunyai status yang hampir sama?

Kupikir hanya Sue selain diriku…

“Berhentilah bicara!”

Menanggapi suara raja yang sangat keras, ruang upacara akhirnya tenang.

Raja memberikanku selembar kertas.

Itu adalah hasil dari statusku, dengan ajaib ter print dari layar yang terhubung ke batu Appraisal.

 Aku menerima kertas dengan rasa hormat. Lalu aku membungkuk dan mundur kebelakang.
Dengan ini, upacara Appraisalku telah selesai.

Sekarang ini giliran Sue.

Tidak perlu dikatakan lagi, kegemparan lain memenuhi ruang ketika hasil Appraisal Sue menunjukkan hasil yang mirip dengan ku.

Tapi, tidak seperti ku, Sue tidak memiliki Divine Protection atau skill misterius aneh lainnya.

Selain dari keributan kecil, upacara Appraisal berakhir kurang lebih tanpa insiden apapun.

Tapi status tinggi yang tidak biasa milik kami bukan satu satunya penyebab keributan.

Mendengar ke para bangsawan dengan pendengaranku di perkuat, aku jadi tahu skill poin normalnya hanya diperoleh ketika orang naik level, jadi mempunyai seratus ribu skill poin di level 1 seperti ku itu jelas tidak normal.

Yang mengingatkanku juga: Sue hanya mempunyai 0 skill poin juga.

Aku menyadari kalau ini mungkin karena aku bereinkarnasi, tapi apa yang membuatku tertarik adalah anak perempuan duke yang sepertinya juga dilahirkan dengan skill poin juga.

Dari apa yang kubilang, upacara Appraisal dia baru dilaksanakan beberapa hari sebelum aku.


Dan sama seperti ku, dia mempunyai status yang sangat tinggi di umurnya dan skill poin yang seharusnya tidak dia punya.
Sepertinya, anak perempuan duke bahkan mempunyai skill yang seperti teks corrupt.

Kecuriagaan mulai tumbah didalam diriku.

Jika firasatku benar, lalu aku harus bertemu anak perempuan itu segera.

Sebuah kesempatan datang lebih awal dari yang kuharapkan.

Setelah upacara Appraisal, pesta kecil diadakan dilokasi yang berbeda.

Raja membawaku dan Sue ke tengah ruangan, dimana kita berakhir menyapa barisan para bangsawan.

Semua tamu yang hadir ditemani oleh anak mereka, yang kebanyakan hampir diumur yang sama denganku.

Dan itu dimana aku bertemu anak perempuan duke yang disebut sebut.

“Senang bertemu dengan anda. Saya anak perempuan tertua Duke Anabald, Karnatia Seri Anabald.”

Dia gadis yang cantik, dengan rambut merah api dan eskpresi kemauan keras yang mengesankan.

Penampilannya dia sendiri sudah cukup membuatku memperhatikannya, tapi diatas itu semua, skill Magic Perception ku mengatakan kalau dia mempunyai jumlah energi sihir yang luar biasa.

Itu benar sama dengan milikku dan Sue.

Duke Anabald, ngomong ngomong, dia salah satu bangsawa terkuat di negara ini.

Keluarga mereka mempunyai posisi penting dinegara ini dari generasi ke generasi, dan mereka berasal dari silsilah yang mempunyai hubungan dengan keturunan pahlawan dan keluarga raja.

Orang orang yang lahir dari keluarga duke semuanya menjalani pendidikan yang keras dan menyeluruh, juga mereka dibesarkan dengan pengetahuan untuk membantu negara.

Bahkan jika begitu, gadis didepanku memiliki jumlah sihir yang sangat tidak normal.

Itu bahkan melebihi pria berambut merah disebelahnya, yang kuasumsikan dia ayahnya.

“Apa kabar? Saya Schlain Zagan Analeit. Yoroshiku.

Dengan sedikit keyakinan, aku langsung mengucapkan kata terakhir, yang berarti “senang bertemu denganmu” dalam Bahasa Jepang.

Mata anak perempuan duke melebar sebentar, dan langsung menjadi tajam.

Dinilai dari reaksinya, aku yakin tebakanku benar.

“Ayah. Bolehkah saya berbicara ke wanita muda ini sebentar?”

“Hmm?” Raja merespon dengan sedikit terkejut.

Tentu saja, seharusnya, sejak masih ada antrian panjang para bangsawan Bersama anak mereka berdiri dibelakang duke dan anaknya, yang dimana duke dibarisan pertama.

Tetapi aku tidak bisa menyerah disini.

“Tidak boleh?”

“Eherm.” Raja melihat kearahku, lalu duke, dan lalu ke barisan dibelakang duke sebelum berbicara. “Baiklah. Tapi jangan terlalu lama. Kamu harus segera kembali.”

“Ya. Terima kasih banyak.”

Aku menarik tangan anak duke dan lalu lari.

Dibelakangku, aku bisa melihat Sue sedang marah besar, tapi aku tidak bisa memikirkan itu untuk saat ini.

Aku meninggalkan ruangan dan masuk ke ruang khusus yang digunakan untuk area menunggu.

Bangsawan biasanya sering meninggalkan pesta untuk mendiskusikan bisnis dan pekerjaan pribadi lainnya, jadi selalu ada ruangan seperti ini yang dekat dengan ruang pertemuan.

Tempat ini seharusnya kedap suara, dan penjaga berada diluar pintu, jadi seharusnya aman.

“Whew. Kita seharusnya baik baik saja disini.” Aku yang memulai berbicara dengan Bahasa Jepang sekarang.

“Aku tidak bisa percaya. Jadi pangeran juga seorang yang direinkarnasikan juga…” Anak duke membalas dengan Bahasa yang sama. “Oh…Ini sudah cukup lama sejak aku mendengar orang lain berbicara Bahasa Jepang. Aku bahkan sedikit terharu.” Dia terlihat berkemauan keras seperti biasa, tapi sekarang nada bicaranya sedikit tenang.

“Jadi, jika kamu tidak keberatan untukku bertanya, apakah tahu nama SMA Heishin?” aku menanyakan nama sekolah sma dimana aku bersekolah saat dibumi.

“Ya, tentu. Jadi kamu benar benar direinkarnasikan kedunia ini dari sekolah yang sama sepertiku…”

Seperti yang kuduga, perempuan ini adalah mantan teman sekelasku, terbawa kedunia ini oleh retakan misterius didalam kelas kita, sama sepertiku.

“Nama asliku adalah Shunsuke Yamada. Bagaimana denganmu?”

“Pfft!”

Ketika aku mengatakan namaku, perempuan itu tertawa tak terkendali.

“Ba-ha-ha-ha! Heh, ha-ha-ha! Kamu, kamu, kamu adalah Shun?! Shun, seorang pangeran?! Ah-ha-ha…. Itu tidak sepertimu!”

Dia tertawa terbahak bahak sekarang.

Aku merasa déjà vu yang aneh.

Aku tidak tahu siapa perempuan didepanku, tapi logat dan kebiasaannya yang mirip seseorang itu membuatku menjadi sangat tahu.

“K-kamu tidak… Kanata?!”

“Yep”

Sekarang giliranku untuk tertawa terbahak bahak.

Teman lama bermain gameku, Kanata, sekarang adalah seorang wanita muda bangsawan.
Sepertinya dia dilahirkan  kembali dengan sangat berkebalikan dari kehidupan sebelumnya.

“Hey, jangan tertawa. Kamu tahu seberapa depresinya aku ketika pertama kali dilahirkan seperti ini?”

“Maaf, maaf. Kamu juga tertawa, kan? Sekarang kita seri.”

“Baiklah. Sialan, aku senang kita bisa bertemu seperti ini. Aku sudah cukup kesepian akhir akhir ini.”

“Yeah. Kamu dan juga aku. Aku senang aku menemukanmu.”

Kanata dan aku saling pukul lengan.

Diwaktu itu, air mata tiba tiba menetes dari mata Kanata.

“Whoa, wha…? Ah, geez, maaf. Aku janji aku tidak… hic…akan menangis…hic…”

Kanata menangis lebih keras.

Sebelum aku tahu, aku juga menangis.

Aku ingat bagaimana rasanya ketika aku pertama kali sadar bahwa aku direinkarnasikan.

Aku benar benar tidak bisa mengatakan aku tidak merindukan dunia lamaku. Jika ada, aku benar benar penuh penyesalan.

Waktu itu aku masih dimasa mudaku, dan aku ingin untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain bersama teman. Aku bahkan belum mendapatkan pacar.

Selain itu, aku merasa tak enak untuk mati sebelum kedua orang tuaku, tapi juga bahkan kakek nenek.

Ketika aku sadar aku tidak akan bisa melihat keluarga ku lagi, hatiku tenggelam lebih dalam dari yang kau bayangkan.

Aku juga penasaran tentang kondisi sekolah setelah aku mati.

Aku ingat retakan di udara dan momen ketika itu membuka. Jika aku mati karena itu, apa yang terjadi pada semuanya? Kyouya, Kanata, Hasebe yang duduk disebelahku… Apakah mereka semua mati bersamaku?

Pikiran itu menakutiku.

Pagi itu benar pagi yang normal, tapi sekarang aku tahu aku tidak akan pernah melihat satu dari mereka lagi.

Aku melawan ketakutanku sejak pertama kali direinkarnasikan. Tidak tahu dengan apa yang akan terjadi, aku tiba tiba terbangun sebagai bayi, jadi itu jelas aku merasa gelisah. Diatas itu semua, negara aku lahir itu bukan Jepang. Faktanya, itu bahkan bukan dibumi lagi. Ini benar benar dunia yang berbeda.

Saat awal awal, aku belum menyadarinya.

Aku tidak bisa mengerti bahasa yang digunakan, dan aku jarang keluar dari kamar. Jadi ada banyak yang tidak kuketahui. Pertama kali aku berpikir aku mungkin ada di Eropa.

Tapi pertama kali aku melihat sihir, aku sadar itu bukan di eropa. Ini terjadi ketika priest yang kuat sedang memberiku berkah. Aku diselimuti cahaya yang berkilauan, dan aku merasa kekuatan mengalir padaku. Itu ketika aku merasa keberadaan sihir untuk pertama kalinya.

Awalnya, ini menyenangkan menurutku.

Tapi kemudian aku menjadi gelisah lagi.

Bisakah aku benar benar hidup didunia dengan sihir? Aku yang asalnya hanya lelaki biasa dikehidupanku sebelumnya.

Kembali saat di Jepang, aku tidak terbiasa dengan kerja keras. Tapi didunia ini, dimana aku lahir dikeluarga elite, biasa biasa saja bukan termasuk pilihan.

Bisakah aku hidup sesuai ekspektasi itu? Aku merasa khawatir.

Dan sejak aku seorang bayi, aku tidak bisa menggerakkan badanku sesuai yang kuinginkan, dimana itu menakutkan. Hidup tanpa bantuan orang lain membuatku tambah stress.

Bagaimana jika orang yang membesarkanku tiba tiba berhenti?

Aku tidak akan bisa melakukan apapun tapi melemah dan mati.

Diatas itu semua, orang orang yang merawatku adalah para pelayan, bukan keluarga asliku.

Sejak mereka tidak punya hubungan darah denganku, tidak akan ada jaminan bahwa mereka akan terus merawatku.

Plus, sejak aku masih mengingat kehidupan sebelumnya, kedua orang tuaku didunia ini seperti orang asing.

Jadi bukankah itu mungkin orang tuaku hanya sedikit tertarik padaku dan bisa saja membuangku kapan pun?

Pikiranku begitu lelah dengan memiliki pikiran liar seperti itu.

Sementara itu, aku mati matian mencoba mempelajari bahasa yang dipakai.

Tidak tahu kata kata apapun membuatku lebih takut dari yang kubayangkan.

Aku tidak paham apa yang mereka katakana. Siapa yang tahu itu akan memberiku keputusaasaan?

Itu membuatku merasa benar benar sendirian.

Aku khawatir tentang dilahirkan kembali di dunia lain. Cemas tentang tidak bisa memahami bahasa. Merasa putus asa apakah aku akan berhasil di masa depan.

Yang meringankan pikiranku adalah kehadiran adik perempuaku, tertidur pulas disebelahku.

Adik perempuan tiriku ini tidak peduli tentang satu hal pun.

Dia benar benar riang, seolah olah tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan didunia ini.

Yah, aku yakin itu normal untuk seorang bayi.

Makhluk kecil lemah yang membiarkan nasibnya ditangan orang lain dan bergantung pada semuanya…

Bayi itu seharusnya seperti itu.

Satu satunya alasan kenapa aku selalu khawatir adalah karena aku memiliki ingatan kehidupan sebelumnya.

Lalu aku menyadari sesuatu…

Sejak aku memiliki ingatanku, aku setidaknya harus memiliki mental lebih dari adik perempuanku.

Jadi kenapa aku selalu khawatir ketika dia disebelahku, bahagia?

Aku ini kakak laki lakinya. Aku sadar, Aku seharusnya tidak bersikap menyedihkan didepannya. Seorang kakak laki laki seharusnya itu keren.

Mungkin itu hanya keinginanku.

Tapi setelah itu, aku berhenti merasa terlalu khawatir. Aku tidak sepenuhnya melupakan kekhawatiranku, tapi aku tahu aku setidaknya ingin melindungi adik perempuanku yang tak berdaya.

Aku perlahan mengerti lebih banyak kosakata, dan pelan tapi pasti aku mulai mengerti informasi tentang dunia ini dari sedikit percakapan yang kudengar.

Ingin segera bergerak seperti biasa lagi, aku menggerak gerakkan tubuh bayiku sebisa yang kulakukan.

Berkat itu, aku bisa merangkak lebih awal dari normalnya.

Dengan ini, keinginanku untuk memperlihatkan ini ke adik perempuanku memotivasi diriku.
Aku ingin menjadi kakak laki laki yang bisa dia banggakan.

Namun, aku tidak memperhitungkan kemungkinan kalau dia akan menjadi anak berbakat meniruku dan hampir sama kuatnya.

Kanata juga seharusnya merasakan kekhawatiran yang hampir seperti yang kualami.

Maksudku, itu jelas mengejutkan saat hidup sebagai laki laki dan lalu tiba tiba dilahirkan kembali sebagai perempuan.

Aku mencoba membayangkan menahan stress menjadi perempuan diatas semua yang kuhadapi.

Itu pasti lebih sulit dari yang kubayangkan.

Dan kemudian aku bertemu temanku kembali, yang aku pikir tidak akan pernah bertemu lagi.
Tak bisa kutahan rasa haruku.

Tanpa berpikir, aku bergerak merangkul Kanata yang menangis.

Diwaktu itu, deru keras datang dari depan pintu ruangan khusus ini.

“Apa itu tadi?!”

Kanata tampak bingung.

Aku panik sesaat, tapi tenang ketika melihat siapa yang sedang berdiri dipintu.

Tidak, sebenarnya, aku hanya panik dengan cara yang berbeda.

Deru keras kedua meniup pintu kedalam.

Berdiri di pintu masuk dengan kepalan tangan yang siap diimbuhi sihir adalah Sue, yang meningkatkan kemampuan fisiknya dengan sihir.

Sue menatap kami berdua, lalu berhenti ke Kanata.

“Sue, hentikan!”

Jika aku tidak segera berdiri diantara mereka, tinju Sue mungkin sudah terlempar ke Kanata.

“Kamu tak boleh memiliki kakakku!” Sue menggerutu, dan segera menempel padaku.

“Adikmu menakutkan, bro.” gumam Kanata menggunakan Bahasa Jepang.

Hari itu adalah hari aku ditemukan kembali dengan teman sekelasku yang pertama.



Comments

Popular posts from this blog

idstori situs informatif untuk kebutuhan anda

Informasi sejarah dunia terlengkap hanya di sezaman

Yoo In Na and Jennie BLACKPINK become the Top Most Popular Korean Female Ad Models in March