(S8) Gadis Elf


-------------------------------


Ayah memanggilku.

Baik aku dan Katia.

Entah kenapa, aku bahkan membawa Fei bersamaku.

Kami bertiga bingung tentang apa yang mungkin terjadi.

“Kamu tidak berpikir ini tentang pertunangan, kan?”

“Apa? Siapa?”

“Kau tahu, uh...kamu...dan aku...?” Pendapat gila Katia membuatku terkejut.

“Tidak, itu tidak mungkin.”

“Apa ini? Apakah kamu sekarang punya selera ke BL atau sejenisnya?” (BL : Boys Love)

“Yah, ini bukanlah sebuah BL. Lihat ke kami? Seorang laki-laki dan wanita, diumur yang sama, dari silsilah yang mirip. Belum lagi, jelas kita dekat. Bukankah itu tidak terlalu mengejutkan jika orang tua kami memutuskan kita bertunangan?”

Ketika Katia berkata seperti itu, memang terlihat benar.

Bagaimanapun, aku seorang anggota keluarga kerajaan, dan Katia adalah putri seorang duke terhormat.

Dari sudut itu, kami adalah pasangan yang serasi.

“Uh, dan kamu menerima itu?”

“Ya ampun, jelas tidak. Aku bahkan tidak bisa membayangkan menikahi seorang lelaki. Tapi itu pasti akhirnya akan terjadi, jadi lebih baik mempersiapkan diri.”

“Aku terkejut kamu berpikir sampai sejauh sana.”

“Yah, permisi. Tapi sejujurnya, dalam istilah mudah, lebih baik menikah ke orang yang dikenal daripada ke orang yang bahkan belum pernah kutemui. Kau tahu tentang keadaanku... Selain itu, memang ini tindakan buruk, tapi kita bisa memutuskan pertunangan jika kita terpaksa.”

Apakah itu sesuatu yang bisa kamu lakukan?

Aku bahkan tidak pernah memikirkan tentang pertunangan, tapi karena aku seorang keluarga kerajaan juga, itu pasti akan kuhadapi cepat atau lambat.

Dalam hal ini mungkin sebenarnya lebih nyaman bertunangan dengan Katia, karena kita akan melakukan semuanya dengan normal seperti biasa.

Kecuali satu masalah.

“Apa yang akan kamu lakukan tentang Sue?”

“Ah”

Yeah.

Adik perempuanku, Sue, tidak akan membiarkan seseorang berada didekatku.

Aku bahkan pernah melihat tatapan membunuh yang diarahkan ke Fei, yang dari sudut pandang Sue hanyalah seekor hewan peliharaan.

Bagaimana bisa kamu cemburu bahkan sampai ke hewan hanya karena itu betina? Aku ingin bertanya itu padanya.

Tapi aku takut dengan jawabannya yang mungkin akan menjadi seperti “Kenapa tidak?” (TL/N : Pake yandere mode)

Sekarang dia tampaknya sudah sedikit lebih toleran ke Katia, tapi jika dia mencurigai kami yang mungkin bertunangan, tidak ada yang tahu apa yang bakal Sue lakukan.

“Kann. Dia mungkin membunuhku.”

“Ayolah, aku pikir kau melebih-lebihkannya.”

“...Iya, kah?”

“Harusku akui, aku bisa melihatnya.”

Aku tahu Sue memang berlebihan, tetapi mereka melebih-lebihkannya.

Saat kami mengobrol, dua orang—pria dan gadis kecil—memasuki ruangan.

Katia, Fei, dan aku terkejut ke seorang yang datang itu.

Telinga mereka sangat panjang daripada milik seorang manusia.

“Salam, semuanya. Saya dipanggil Potimas Harrifenas, dan saya telah dikirim ke kerajaan hebat ini sebagai duta para elf. Ini saya yang telah meminta kehadiran kalian disini. Senang bertemu dengan kalian.”

Pria itu, Potimas, mengenalkan dirinya dengan nada yang tidak menarik.

Ini kali pertamanya aku bertemu seorang elf.

Aku tahu mereka ada, tapi melihat dari dekat dan langsung membuatku percaya ini didunia fantasy.

“Hmm. Jadi kamu juga punya itu.”

Potimas menyipitkan matanya, dan aku merasa tidak nyaman pada dia.

“Oka, kedua manusia dan makhluk disana memiliki apa yang kita cari. Sisanya akan kuserahkan padamu.”

“Baiklah. Aku mengerti!”

“Lalu aku akan pergi.”

“Teerima kasih atas bantuanmu!”

Seperti itu saja, lalu Potimas meninggalkan ruangan.

Yang bisa Katia dan aku lakukan hanyalah menatap, bingung. Kita bahkan belum sempat memperkenalkan diri sebelum dia pergi.

Tak tahu apa yang selanjutnya dilakukan, aku mengalihkan perhatianku pada gadis kecil yang tetap tinggal.

“Nah, nah, mari liat. Aku pikir kita akan mulai dari perkenalan? Namaku yang sekarang adalah Filimos Harrifenas. Sungguh senang bertemu dengan kalian!”

Katia dan aku saling menatap.

Bagaimana seharusnya kami merespon ke perkenalan dari gadis kecil ini?

“Kau tahu, jika gurumu memperkenalkan diri, lebih pantas menjawab seperti yang kulakan! Dan siapa kalian berduaa?”

“Maafkan saya. Saya pangeran keempat dari kerajaan ini, Schlain Zagan Analeit.”

“Saya putri tertua Duke Anabald, Karnatia Seri Anabald.”

Atas permintaan gadis kecil itu, kami cepat-cepat memperkenalkan diri.

“Hoo, hoo. Seorang pangeran dan bangsawan, kan? Menakjubkan. Saangat lucu.”

Sesuatu tentang perkataan itu mengingatkanku pada sesuatu.

Tingkahnya yang aneh dan cara bicaranya yang mirip, dan sekarang aku tahu dia mengingatkanku pada siapa.

Mata Katia melebar saat dia menyadarinya juga.

“Tidak mungkin... Bu Oka?!”

“Seharusnya kau tidak membuat nama panggilan ke gurumu, kau tahuuu? Tapi itu benaaar.”

Didepanku adalah guru wali kelas dikehidupanku sebelumnya: Bu Kanami Okazaki, atau pendeknya Bu Oka.

Guru ini, yang kita semua panggil dengan nama panggilan, memang orang yang sedikit kurang beruntung.

Sepertinya, dia mengikuti gaya bicara salah satu karakter manga favoritnya di SMP dan terbawa sampai sekarang.

Dia memasuki universitas yang punya program sejarah yang kuat karena dia tertarik di manga periode sengoku, dan dia menjadi guru karena keinginan untuk bertemu dengan lelaki yang lebih muda.

Yah, alasan yang cukup menyedihkan menjadi seorang guru.

Akan tetapi, tingkahnya yang kikuk membuatnya cukup terkenal diantara para murid.

“Baik lah, lalu, bagaimana denganmu? Yang sedang pura-pura menjadi hewan peliharaan disaanaa?”

“Huh?! Bagaimana kamu tahu?!”

“Itu mudah, tahuu! Sungguh, kupikir kamu jelas tahu itu, karena itulah kami juga mengundangmuu jugaaa.”

Tentang ini, Fei terlihat sangat tidak nyaman. Mungkin karena dia dulu nakal dan sering mendapat teguran dari guru.

Mungkin sekarang dia sedikit merasa malu tentang itu.

“Uuugh. Aku Feirune.”

“Ya, ya, heebaat.”

Bu Oka menepuk-nepuk kepala Fei.

Fei sedikit tersenyum pahit karena perlakuan ini.

“Jadi? Kenapa kamu disini, Bu Oka?”

“Kenapa, jelaaas karena aku tahu kalian bertiga disini! Kalian cukup banyak diberbincangkan, tahuu? Perbincangan anak jenius yang terlahir di Kerajaan Analeit ramai di kota!”

Saat kami berbicara dengan guru kami setelah sekian lama, akhirnya kami memutuskan menggunakan bahasa Jepang.

Setelah itu, kami memberitahu nama kami dari kehidupan sebelumnya.

Disaat dia mendengar nama lama Katia, mata Bu Oka terbelalak, dan dia menggumankan sesuatu seperti “Saangat lucu!”

“Jadi kamu datang hanya ingin melihat kita?”

“Ituu benaaar.”

“Oke, aku paham kenapa dua anak ini bisa dikenali, tapi gimana caramu mengenaliku? Aku pikir aku sudah cukup bagus berpura-pura sebagai hewan peliharaan.”

“Lalu kenapa kamu tidak menyadari seberapa tidak normalnya kamu, sayaang. Ada beberapa rumor, tahuu? Kalau hewan peliharaan pangeran juga jenius.”

“Apa, yang benar?”

“Itu beenaaar. Seekor monster biasa tidak akan mendengar perintah dari orang yang tidak punya skill Creature Training, terlebih lagi ikut berlatih bersama, kau tahuu!”

“Ah, sepertinya masuk akal. Betapa bodohnya aku.”

Sangat membingungkan kenapa informasi ini bisa diketahui orang luar kastil dengan mudahnya, tapi aku tebak rumor berantai ini tak bisa dihentikan.

“Tapi itu bukan satu-satunya alasanku disini, muridku tersayaaang. Aku ini masih seorang guru, kau tahuu? setidaknya aku harus memastikan murid-muridku aman, mengertiii. Seaman yang kamu bisa setelah direinkarnasikan!”

Dia bilang itu sambil bercanda, tapi menurutku dia benar benar mengatakan yang sebenarnya, dan aku merasa terkesan.

Bahkan aku sendiri tidak sempat memikirkan tentang orang kehidupan orang lain dan hanya sempat memikirkan kehidupanku sendiri didunia ini.

Aku memang menyangka teman sekelasku yang lain mungkin ada disini juga, tapi aku tidak pernah memikirkan untuk mencari mereka.

“Dunia ini jauh lebih berbahaya daripada Jepang, kau tahuuu? Jika aku bisa memastikan keamanan kalian, aku ingin melakukan itu secepat yang kubisaaa.”

Aku tidak pernah memikirkan tentang itu juga.

Memang sudah jelas, karena aku tahu ada monster dan sejenisnya didunia ini, tapi karena aku aman, aku berasumsi teman sekelasku yang lain juga aman.

Fei bahkan telah memberitahuku kalau dia sempat hampir mati, tapi diwaktu itu, ceritanya tampak seperti bayang-bayang saja bagiku.

“Jadi, lalu kamu datang untuk melindungi kami?”

“Oh, ya tuhan, tidaaak. Mengingat posisimu, akan sulit untuk membawamu bersamaku, kau tahuu. Tapi jika ada murid yang menginginkannya, dengan senang hati akan kubawa mereka ke desa elf untuk perlindungan, mengertiii.”

“Apakah itu artinya kamu telah menemukan murid lain?”

“Oh, yaaa. Ada sebelas murid di desa elf, dan aku juga telah berhasil menghubungi enam lainnya, termasuk kalian bertigaaa. Dan aku telah menemukan dua lagi, jadi, berikutnya aku akan mengunjungi mereka, kamu pahaam.”

Dikelas kami ada dua puluh lima murid.

Yang artinya tinggal enam orang lagi yang keberadaannya entah dimana.

Didunia yang luas seperti ini, itu jelas tidak mudah untuk menemukan murid yang telah direinkarnasi sebanyak itu.

“Kamu sungguh perhatian ke kita, Bu Oka.”

“Tentuuu, ini tugasku sebagai guru. Selain itu, kebanyakan hidup sebagai manusia di wilayah manusia. Jadi tidak sesulit ituuu.”

“Kebanyakan manusia...”

Fei terdiam dari kata-kata yang diucapkan guru kami.

“Jangan khawatir tentang itu” adalah kalimat penenang yang hanya bisa kuucapkan.

Meskipun nada suara Bu Oka santai, jelas dia telah berjuang keras untuk menemukan semua orang.

Aku menundukkan kepalu untuk berterima kasih padanya.

“Baiklah. Ada banyaaak hal yang harus kita diskusikan, tapi sebentar lagi aku akan mendaftar di sekolah kerajaan ini. Kita bisa mendiskusikannya saat itu, kaaan?”

Katia dan aku akan menghadiri sekolah itu juga.

Kita diizinkan untuk membawa hewan peliharaan, jadi aku berencana membawa Fei bersamaku juga.

Sebuah kehidupan yang benar-benar baru mulai terlihat.


Comments

Popular posts from this blog

idstori situs informatif untuk kebutuhan anda

Informasi sejarah dunia terlengkap hanya di sezaman

Yoo In Na and Jennie BLACKPINK become the Top Most Popular Korean Female Ad Models in March