(J2) Sisa Sisa Mimpi Buruk

TL/N : Nightmare’s Vestige saya terjemahin jadi Sisa Mimpi Buruk, atau malah aneh? Wyrm juga ane terjemahin jadi naga tanpa sayap.

 ------------------------------

Beberapa hari setelah memasuki Labirin Besar Elroe, kami akhirnya sampai pada tempat yang dilaporkan oleh petualang yang melihat keganjilan taratect.

Mulai dari sini, kami mengandalkan Goyef untuk mencari area sekitar untuk menemukan dan membunuh target kali ini.

“Tolong hati-hati. Karena jalan di tempat ini sangat luas, monster besar seperti earth dragon terkadang muncul.”

Earth dragon? Naga umumnya memang kuat.

Naga tanpa sayap tingkat rendah biasanya tidak jauh lebih berbahaya daripada monster yang berada di tingkat yang sama, tetapi semakin tinggi tingkat spesies, semakin besar bahayanya.

Mereka mungkin setara dengan statusku, meskipun sudah ditambah status pahlawan—atau bahkan malah melebihiku.

“Terlalu sepi di sekitar sini.”

Aku mengangguk membalas ucapan Jeskan.

Ini bagus kalau kami sudah mulai berburu, tapi kami sama sekali belum menemukan seekor monster sejak sampai di sini.

Dan ini adalah Labirin Besar Elroe, tempat dimana penuh dengan monster.

Sesuatu yang aneh pasti sedang terjadi.

Tiba-tiba, aku merasa sensasi tusukan tajam di kulit ku.

Langsung kutarik pedangku keluar.

Hyrince mengangkat perisainya, dan Yaana berkonsentrasi supaya dia bisa menggunakan sihirnya ketika diperlukan.

Jeskan dan Hawkin melihat sekeliling dengan waspada.

Aku bisa melihat keringat dingin mengucur di wajah Goyef.

“Pahlawan ada di sini.”

Lalu sebuah suara bergema dalam pikiranku.

Itu tidak bersuara, tapi sampai padaku seperti sebuah pikiran.

Aku berputar putar melihat sekitar.

Di sana, aku menemukan diriku sedang berhadapan langsung dengan monster laba-laba besar.

“G-greater taratect...”

Goyef berbicara sampai hampir tak terdengar.

Seekor greater taratect bisa disamakan seperti naga tanpa sayap tingkat atas.

Dan di sini ada tiga.

Tapi pandanganku terfokus pada yang berada di belakang tiga monster besar, terpikat karena ukurannya yang kecil.

Makhluk putih kecil, berada dibalik greater taratect, seolah sedang bersembunyi.

“D-di sana! Itu target kita! Sisa Mimpi Buruk! Itu monster yang katanya ditinggalkan oleh Mimpi Buruk Labirin!”

Mimpi Buruk Labirin, seekor monster yang muncul sekitar sepuluh tahun lalu.

Monster itu sangatlah kuat, karena itulah, monster itu dijuluki seperti itu.

Seekor laba-laba yang mengancurkan manusia layaknya serangga serangga.

Dan monster pertama yang mengajariku rasa sakit dari kekalahan.

Target kami kali ini adalah Sisa Mimpi Buruk, monster taratect anomali—lebih kuat dari naga tanpa sayap tingkat atas atau bahkan seekor naga—dikatakan monster ini ditinggalkan oleh Mimpi Buruk.

Rupanya, dia menyerang grup petualang dan membunuh banyak dari mereka, karena itulah kami di sini untuk menghancurkannya.

“Matilah, pahlawan.”

Sisa Mimpi Buruk menghilang dari pandanganku.

Atau, setidaknya, monster itu bergerak dengan kecepatan luar biasa sampai terlihat seperti menghilang.

Seketika, aku meraih Yaana yang ada di sebelahku dan melompat ke sisi lain.

Lalu sesuatu menembus udara tempat kami berdiri beberapa detik yang lalu.

Dua kaki depan dari makhluk berkaki delapan itu berubah jadi sepasang sabit.

Menarik Yaana, aku jatuh ke tanah.

Lalu kugunakan momentum dari berguling untuk segera berdiri lagi, menarik Yaana kedekatku.

“Yaana, bantu kami dengan sihirmu. Sebaiknya asumsikan kalau serangan tidak akan bisa mengenai itu.”

“Dimengerti!”

Sungguh sangat cepat. Tanpa sihir peningkat akurasi yang kuat, aku ragu bisa mengenainya.

Guruku mungkin bisa melakukannya, tapi aku tidak bisa mengharapkan hasil yang sama dari Yaana.

Lagipula, guru memang di luar batas normal dalam berbagai hal.

Rekan-rekanku bergerak sesuai dengan instruksi ku, dan ketiga greater taratect bergerak di waktu bersamaan.

Greater taratect punya status rata-rata di sekitar 2000.

Tapi monster paling berbahaya di sini tidak diragukan lagi adalah Sisa Mimpi Buruk yang menemani mereka.

“Akan kutangani greater taratect nya! Kalian fokus kalahkan Sisa Mimpi Buruk!”

Aku meneriakkan perintah saat aku menerjang ke greater taratect.

Jeskan mengarahkan sabit dan rantainya pada Sisa Mimpi Buruk.

Makhluk itu menghindar dengan melompat.

Sampai ke langit-langit, makhluk itu menggantung terbalik.

Hawkin buru-buru melempar pisau, tapi Sisa Mimpi Buruk berlari di sepanjang langit-langit dengan kecepatan yang mengerikan, sebuah target yang mustahil kena.

Pisau lempar itu hanya memantul dari dinding dengan suara keras.

“Bagaimana mungkin itu bergerak sangat cepat di langit-langit?”

Suara Hawkin sedikit kaget, tapi aku tidak bisa menyalahkannya.

Sepertinya lebih baik untuk segera menyelesaikan ketiga greater taratect dan bergabung lagi ke sisa grupku.

Pedangku terisi cahaya suci.

Greater taratect menyemprotkan jaring ke kakiku, mencoba untuk memperlambat aku mendekat.

Pedang bersinarku memotongnya dengan mudah.

Benang laba-laba mungkin bisa berbahaya, tapi itu bukan apa-apa di depan cahaya suciku.

Aku menekan kelebihanku di pijakan agar bisa mendekat ke greater taratect.

Monster itu mencoba melindungi dirinya dengan kaki depannya, tapi pedangku memotong kaki itu dengan rapi bersamaan dengan kepalanya.

Cairan menyembur dari tubuh laba-laba pertama yang kalah.

Greater taratect kedua segera membalas, melompati mayat besar itu.

Tapi aku punya sihir yang siap aku keluarkan.

Holy Light Sphere. Bola cahaya kecil melayang menghempaskan musuh kedua.

Serangan itu merobek greater taratect sampai hancur sebelum monster itu jatuh ke tanah.

Sisa satu!

Di saat pertarungan masih berlanjut, efek sihir Yaana sudah mulai habis.

Sihir meningkatkan semua status kami sekaligus meningkatkan ketahanan kami pada racun.

Ketika bertarung melawan monster laba-laba, yang paling penting adalah waspada pada racun... dan benang!

Melirik ke belakang, aku melihat hujan benang turun dari langit-langit ke arah rekan-rekanku.

Jeskan mengayunkan sabit dan rantainya yang sekarang menyala.

Benang laba-laba lemah ke api. Seorang petualang senior seperti Jeskan tidak akan terjebak dengan itu.

Sabit dan rantainya menuju ke Sisa Mimpi Buruk.

Tapi di saat senjata jeskan sampai di langit-langit, monster itu sudah tidak ada di sana.

Sisa Mimpi Buruk menerjang langsung ke arah Jeskan.

Hyrince melompat ke tengah mereka, menghentikan serangan Sisa Mimpi Buruk dengan perisainya.

Suara keras dari sabit makhluk itu yang memukul perisai Hyrince membuat telingaku sakit.

Hyrince terdorong mundul dari beban berat serangan itu, dan Sisa Mimpi Buruk melompat mundur sebagai gantinya, membuat jarak di antara mereka.

Di saat itu, Hawkin menebas monster itu dengan pedang pendek.

Sisa Mimpi Buruk menghindari pedang Hawkin dengan cepat, mencoba untuk membuat lebih banyak jarak lagi.

Dalam momen singkat, pertarungan yang sedang berlangsung terjadi seperti tarik tambang.

Aku hanya punya beberapa detik untuk menilai pertarungan mereka.

Greater taratect melihat hal ini sebagai kesempatan dan menerjang.

Taring besar beracunnya mengarah padaku.

Bodoh sekali.

Taring laba-laba itu menabrak dinding cahaya sebelum mengenaiku.

Ini adalah mantra sihir cahaya yang disebut Light Barrier.

Biasanya, ini hanya perisai yang efeknya hanya berpengaruh ke serangan lemah seperti panah.

Tapi dengan statusku, kekuatan pertahanannya menjadi lebih kuat.

Sebuah Holy Light Sphre meledak di atas greater taratect yang gagal menyerangku.

Aku segera berbalik.

Sisa Mimpi Buruk sedang tidak melihat ke arahku.

Mungkin ini kesempatan, aku menyerangnya dari belakang.

Sisa Mimpi Buruk bereaksi sangat cepat pada seranganku, menghindari pedang dengan mudahnya, seolah-olah dia punya mata di punggungnya.

Akan tetapi, aku sudah tau ini mungkin terjadi.

Mengincar Sisa Mimpi Buruk saat sedang melompat mundur, aku melepaskan beberapa sihir cahaya.

Ini—sama seperti sihir petir—yang tercepat di antara serangan sihir.

Tidak peduli seberapa cepat Sisa Mimpi Buruk, tidak mungkin baginya untuk menghindari ini.

Aku yakin bisa mengenainya, tapi ada sesuatu yang menghalangi seranganku.

Itu digagalkan dengan mantra sihir hitam yang dirapalkan oleh Sisa Mimpi Buruk.

“Apa?!”

Aku tidak bisa menahan rasa kagetku.

Fakta kalau makhluk itu menggunakan sihir tidak terlalu mengejutkan.

Sesegera setelah aku sadar itu bisa mengerti bahasa manusa, aku bisa bilang dia sangat pintar.

Karena itu, tidak heran dia bisa menggunakan mantra.

Tapi bagaimana dia menghilangkan sihir pahlawan? Melawan teknik yang diaktifkan secara instan?

Dia pasti punya status yang menyamai naga tanpa sayap tingkat tinggi—atau mungkin bahkan seekor naga.

Keringat menetes dari jidatku.

Sisa Mimpi Buruk menghindari lemparan pisau Hawkin hanya untuk bertemu dengan Jeskan, yang sedang mengayunkan pedang berapi padanya.

Jeskan bisa menggunakan semua jenis senjata, tergantung dari situasinya.

Biasanya, dia suka kapak besar, tapi sekarang dia tampaknya lebih memilih pedang untuk menyamai kecepatan lawan.

Akan tetapi, Sisa Mimpi Buruk bahkan bisa menghindari pedang Jeskan, dan melanjutkan menyerang tubuh rekanku dengan kaki depannya yang seperti sabit.

“Ngh!”

Jeskan berlutut dengan mendengus pendek.

Sisa Mimpi Buruk berbalik untuk menyerangnya lagi, tapi Hyrince berdiri menghalangi.

“Yaana!”

“Baik!”

Yaana menjawab ke teriakan Hyrince.

Dia segera pergi ke Jeskan dan menyembuhkannya.

Mengincar momen ketika Hyrince menghentikan serangan dari Sisa Mimpi Buruk dengan perisainya, aku merapal mantra lain.

Kali ini, monster itu tidak perlu repot-repot membatalkan mantra ku ini, hanya dengan membaca gerakan dan menunduk dari seranganku.

Tapi aku sudah memprediksi itu juga.

Aku merapal lagi, mengincar ke arah Sisa Mimpi Buruk melompat dan memanfaatkan sihir yang sudah kusiapkan bersama dengan sihir yang sebelumnya.

Sihir cahaya level 10—Light Field.

Melawan musuh secepat dia, serangan yang paling baik adalah yang punya jangkauan luas agar target tidak bisa lari kemana-mana.

Light Field adalah mantra yang seperti itu. Mantra itu memandikan area yang luas dengan cahaya dan menyebabkan damage.

Bahkan Sisa Mimpi Buruk tidak bisa menghindarinya jika tidak ada kesempatan untuk lari.

Tapi, dikecepatan penuh, mungkin itu masih bisa lari.

Karena itu lah aku memaksa buruanku untuk menghindari serangan yang sudah kurencanakan—agar monster itu kehilangan keseimbangan di saat aku merapal yang ini.

Cahaya menyelimuti Sisa Mimpi Buruk, seperti yang kurencanakan.

Ini adalah rencana yang sempurna.

Namun kabut beracun menyebar, menutupi cahaya. Sihir racun.

Sisa Mimpi Buruk melancarkan serangan balik, bahkan ketika cahaya sedang menghanguskannya.

“Ugh!”

Rasa sakit menyerang seluruh tubuhku.

Aku bisa merasa HP ku berkurang banyak.

Sungguh racun yang kuat. Ketahananku harusnya sudah ditingkatkan berkat sihir Yaana, dan masih saja...

“Julius!”

Seketika, rasa sakitnya mereda. Ini bukan Yaana. Goyef?

“Ini yang terbaik yang bisa aku lakukan, tapi racun adalah spesialisasi ku. Serahkan saja padaku!”

Rupanya, Goyef menyelamatkanku dengan semacam sihir detoksifikasi. Untunglah.

Aku melihat ke arah monster itu. Sisa Mimpi Buruk merangkak keluar dari cahaya.

Dia jelas terluka, tapi lukanya jauh dari kata fatal.

Tidak hanya itu, tapi sepertinya monster itu perlahan memulihkan diri. Mungkin dia punya HP Auto-Recovery atau semacama sihir pemulih?

Yang manapun itu, sepertinya metode normal tidak akan cukup untuk mengalahkan Sisa Mimpi Buruk.

“Menyedihkan. Serangan kami jarang yang kena, dan ketika kena, jarang yang membuat goresan. Sungguh menyedihkan, bukan?”

Pengamatan santai Hyrince membuatku tersenyum.

Pada kenyataan, situasinya terlalu suram untuk bisa berkomentar ringan seperti itu. Hyrince harusnya tahu hal ini, jadi dia memainkannya agar menjaga suasana party tidak menjadi putus asa.

Jika sihir cahaya dengan area yang luas tidak bisa membunuhnya, lalu satu-satunya pilihanku adalah menggunakan mantra yang lebih kuat.

Aku punya sesuatu yang lebih kuat dari Light Field.

Mantra terkuat yang kupunya: Sihir Cahaya level 7—Holy Light Beam.

Namun, meski sihir ini kuat, sihir ini hanya menembak dalam satu garis lurus.

Bagaimana aku bisa mengenainya...?

Tapi aku sedang tidak bertarung sendiri.

Percaya pada rekanku, aku mulai menyiapkan mantra, ketika aku sadar ada sesuatu yang aneh.

Sisa Mimpi Buruk berperilaku aneh.

Apakah itu takut akan sesuatu?

Apapun penyebabnya, ini kesempatan yang sempurna.

Jeskan menahan Sisa Mimpi Buruk agar tidak bisa bergerak dengan sabit dan rantainya.

Seolah kembali sadar, monster itu bergerak lagi, berusaha untuk lepas.

Lalu monster itu tertusuk oleh salah satu pisau lempar Hawkin.

Senjata yang dibawa Hawkin bisa menyebabkan atribut paralysis pada korbannya.

Sisa Mimpi Buruk kejang dan berhenti memukul.

Itu ketika aku mengucapkan mantra yang sudah kusiapkan—Holy Light Beam.

“Kerja bagus.”

Pujian Goyef datang dari arah yang jauh.

Melihat kesekitar, aku hanya bisa melihat anggota party kami.

Apa yang sebenarnya membuat Sisa Mimpi Buruk jadi seperti itu?

Jika itu tidak terjadi, kami mungkin sudah kalah dipertarungan ini.

“Julius, aku tahu kamu mungkin khawatir, tapi kita menang. Mari fokus saja ke itu sekarang.”

Aku mengangguk pelan ke perkataan Hyrince.

Dia benar. Tidak ada gunanya memikirkan hal yang tidak aku pahami.

Kenapa Sisa Mimpi Buruk menargetkanku, yang seorang pahlawan?

Kenapa dia tiba tiba berhenti?

Kenapa aku merasa tidak nyaman, meskipun kami sudah menang?

Aku tidak punya cara untuk mengungkap itu semua, jadi tidak ada gunanya khawatir hal itu.

Bagaimanapun, tidak peduli apa yang terjadi selanjutnya, aku akan terus bertarung sebagai seorang pahlawan.

“Yah, sepertinya pekerjaan kita di sini sudah selesai.”

“Memang. Ayo cepat tinggalkan tempat ini.”

“Ah, ada laba-laba di belakangmu!”

“Apa?! Mana? Mana itu?!”

“Maaf, salahku. Aku hanya bercanda.”

Yaana menggembungkan pipinya karena marah atas keusilan Hyrince.

Jeskan memandang datar, dan Hawkin tersenyum masam.

Mereka semua sama seperti biasanya.

Benar. Aku mungkin tidak merasa 100% yakin, tapi segalanya baik baik saja.

Sekarang, Sisa Mimpi Buruk sudah tidak bisa menyebabkan bahaya lagi.

Melindungi orang-orang adalah tugas dari pahlawan.

Jadi pencapaian kita haruslah di rayakan.

Setelah pertarungan, kami bisa meninggalkan Labirin Besar Elroe tanpa masalah lebih jauh.

+++++++

“Apakah itu sesuai keinginan anda?”

“Hmm? Yah, sepertinya satu diantara mereka salah mulai, jadi aku haru mengatasinya...”

“Maaf?”

“Ah, ini baik-baik saja. Tidak ada hubungannya dengan mu, jadi tidak perlu khawatir.”

“Baiklah...”

“Lebih penting, apa yang benar-benar menyenangkanku adalah jika kamu melakukan kemajuan pada pekerjaanmu, kau mengerti?”

“Seperti perintahmu, wahai Demon Lord.”


Comments

Popular posts from this blog

idstori situs informatif untuk kebutuhan anda

Informasi sejarah dunia terlengkap hanya di sezaman

Yoo In Na and Jennie BLACKPINK become the Top Most Popular Korean Female Ad Models in March