Selingan, Putri Duke dan Saint Masa Depan

 ---------------------------------

“Ooshima, kenapa kamu berganti pakaian dengan para gadis?”

“Huh?... Oh, benar. Maaf. Ini sudah sangat lama, aku tidak memikirkan itu lagi. Tapi jika itu mengganggumu, Hasebe, aku bisa menunggu sampai semua orang selesai atau ganti di tempat lain?”

“Oh, um, yah...”

“Ayolah, ada apa?”

“Oh, yah... Kupikir, aku tidak menyangka responmu akan sangat tenang. Bukankah biasanya kamu panik dan minta maaf di situasi seperti ini?”

“Entahlah... Aku tidak benar-benar merasakan apapun tentang tubuh gadis semenjak di reinkarnasikan. Sejujurnya, sulit dipercaya aku sangat tergila-gila pada mereka ketika aku masih seorang lelaki. Tapi sekarang aku tidak merasa apa apa ketika melihat gadis, jadi aku tidak merasa bersalah atau apa pun.”

“Sungguh? Kamu tidak menganggap itu memalukan sama sekali?”

“Maksudku, sejak aku lahir ke keluarga duke, aku punya pelayan yang membantuku mengganti pakaian dan mandi semenjak aku bayi, kau tahu? Rasa malu ku sudah sembuh dengan cukup cepat.”

“Aku... mengerti... dalam hal itu, terdengar sulit.”

“Kupikir juga begitu. Aku memang merasa lebih nyaman tinggal di asrama dimana aku tidak perlu berurusan dengan itu. Jika ada, aku merasa sulit percaya pada gadis lain yang mengeluh sangat banyak karena tidak memiliki pelayan mereka.”

“Ah iya. Aku setuju.”

“Benar, karna kamu tumbuh di panti asuhan, huh...? Antara itu dan punya ingatan dari Jepang, bukankah itu membuat sulit untuk bisa cocok dengan semua bangsawan disini?”

“Yah, sejujurnya, benar.”

“Yeah, kutebak begitu. Bahkan aku terkadang kesulitan mengatasi hal itu.”

“Ha-ha. Sepertinya kita berdua sama-sama kesulitan, meskipun dengan cara yang berbeda.”

“Uh-huh. Tapi aku tidak berpikir perjuanganku adalah masalah yang besar dibandingkan dengan apa yang telah kamu alami.”

“Tidak sama?”

“Tentu tidak. Maksudku, itu memang sulit, tapi hidupku tidak dalam bahaya.”

“Aku pikir itu benar. Tapi bagaimanapun, aku senang dengan bagaimana hidupku telah berlalu.”

“Oh ya?”

“Tentuu. Begitulah cara ku mempelajari pentingnya suara Tuhan!”

“O-oh ya.”

“Tidakkah kamu setuju? Tuhan melihat segalanya, kau tahu. Perkataan Tuhan itu maha kuasa dan maha tahu. Fakta kalau suara tersebut memilih menggunakan bahasa Jepang adalah buktinya. Selama kamu mengikuti suara Tuhan, semuanya akan baik-baik saja!”

“Be.... beenar. Kupikir begitu.”

“Tentu iya! Itulah kenapa kamu harus bergabung ke pengikut Word of God, Ooshima!”

“Ah... uh... maaf. Aku tidak bisa memilih agama karena kondisi keluargaku.”

“Begitukah? Sayang sekali. Tapi jika kamu berubah pikiran, tolong beritahu aku.”

“Yeah, tentu. Oh, benar, apa yang kamu ingin aku lakukan? Haruskah aku berganti pakaian di tempat lain?”

“Ah, yah, mari lihat. Kupikir berbicara denganmu membuat ku merasa lebih baik tentang itu. Aku yakin aku akan segera terbiasa.”

“Kau yakin?”

“Tentu. Faktanya, ketika aku memikirkan itu, setidaknya melihatmu di sini tidak membuatku tidak nyaman.”

“Apa maksudmu?”

“Yah, kamu tidak terlihat seperti lelaki. Kamu benar-benar feminim dalam segala hal.”

“Aku tidak tahu harus bahagia tentang itu atau tidak...”

“Menurutku itu hal yang bagus, bukan? Bagaimanapun, kamu akan tetap hidup sebagai seorang wanita mulai dari sekarang.”

“Ini rumit.”

“Yah, itu misiku dalam hidup untuk membimbing orang lain. Jadi jika kamu punya masalah kewanitaan, jangan sungkan untuk datang kepadaku!”

“...Makasih. Akan kuingat itu.”

“Jadi Shun tidak ingin aku berubah... Itu permintaan yang berlebihan. Bagaimana aku harus tetap sama dalam situasi seperti ini?... Dan Yuri berpikir aku feminim... Aku ingin tahu apakah Shun tidak melihatku sebagai wanita. Huh? Tunggu, apa yang kukatakan? Itu tidak berarti apapun... kan?”

Comments

Popular posts from this blog

idstori situs informatif untuk kebutuhan anda

Informasi sejarah dunia terlengkap hanya di sezaman

Yoo In Na and Jennie BLACKPINK become the Top Most Popular Korean Female Ad Models in March