(S4) Kehidupan Sekolah

 --------------------------------------

Kehidupan sekolahku berjalan dengan baik.

Aku sudah tahu kebanyakan apa yang mereka ajarkan di dalam kelas, tapi aku memilih untuk tetap memerhatikan sekalian mereviewnya.

Ketika sudah terlalu bosan, aku selalu bisa menghabiskan waktu dengan diam-diam menaikkan level skill ku.

Jika kamu hanya melihat pada pelajaran ku, sepertinya semuanya baik-baik saja, tetapi aku punya beberapa masalah hubungan interpersonal.

Ini kebanyakan karena status sosial ku dan insiden saat pelatihan sihir kemarin-kemarin.

Karena secara teknis aku seorang royalti dan sebagainya, meskipun itu seharusnya tidak berdampak pada kedudukanku di sekolah sebagai siswa, masih ada sedikit masalah.

Tidak peduli seberapa keras aku mendorong mereka untuk tenang, orang orang di kerajaan ini sepertinya tetap berperilaku hormat di sekitarku.

Bahkan bangsawan dari negara lain juga sulit berbicara dengan normal padaku.

Sepertinya hanya royalti atau yang seimbang, seperti penerus duke, yang bisa mendekatiku dengan derajat yang sama.

Diantara mereka, ada beberapa yang hanya mencoba menjilat padaku, tapi Katia langsung segera menangani mereka.

Jujur, karena aku cenderung sedikit penurut pada situasi seperti itu, aku bersyukur memiliki seseorang seperti Katia disekitarku.

Begitulah, karena itu dan insiden pelatihan sihir, aku merasa agak kesepian.

Sebaliknya, Hugo, telah memperoleh cukup banyak pengikut sejak pelatihan itu.

Hampir separuh anak laki-laki di tahun kami adalah pendukungnya. Dia mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin, sama seperti di kehidupan sebelumnya.

Dan sama seperti di kehidupan sebelumnya, akan kulakukan yang terbaik agar tidak terlibat dengan grup itu.

Itu jelas kalau Hugo mengakuiku sebagai musuhnya sejak insiden sihir.

Aku tidak menemukan alasan untuk mencoba dan mendekat pada seseorang yang jelas sudah membenciku.

Kenapa membuat lebih banyak masalah pada diriku sendiriku?

Jadi sekarang, aku kebanyakan menghabiskan waktu bersama dengan Katia, Sue, Fei, dan sekarang Yuri.

Katia dan Sue mengerti aku, dan sementara Fei bisa sedikit, kami sudah menghabiskan banyak waktu bersama.

Untuk Yuri, yah, aku tidak tahu.

Memang, kami sama sama reinkarnator, tapi kadang-kadang aku kesulitan berurusan dengannya, meskipun dengan konteks yang berbeda dari Natsume.

Nama baru Hasebe sekarang adalah Yurin Ullen.

Sepertinya, nama belakang miliknya adalah nama gereja yang merawatnya daripada sebuah panti asuhan.

Hasebe, atau Yuri, dibiarkan mengurus dirinya sendiri sebagai seorang anak.

Ternyata itu hal yang lumrah di dunia ini.

Tentu, anak yatim juga ada di dunia lama kami, tapi di sini, dimana peradaban tidak berkembang pesat dan monster merajalela, itu lebih sering terjadi.

Banyak anak-anak yang akhirnya ditinggalkan saat masih bayi dan dibesarkan di gereja.

Akan tetapi, keadaan Yuri berbeda dengan para anak yatim lain.

Dia memiliki ingatan kehidupan masa lalunya segera setelah lahir, jadi dia benar-benar sadar apa yang terjadi di sekitarnya.

Bayangkan tiba-tiba lahir sebagai seorang bayi.

Itu juga terjadi padaku. Sangat mengejutkan.

Ini benar-benar membingungkan dan, yang terpenting, menakutkan.

Apakah aku mati? Apa yang akan terjadi padaku mulai sekarang?

Dan apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya?

Itu saja sudah membuat cemas yang berkepanjangan.

Tapi selain itu, Yuri ditinggalkan saat dalam keadaan seperti itu. Kejutan yang kualami mungkin sangat berbeda dengannya.

Jujur, aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Yuri di waktu itu.

Di tengah semua kesusahan, Yuri hanya punya satu hal yang diandalkan.

Itu adalah Word of God.

Para pengikut Word of God adalah kelompok religius yang merawat Yuri, dan itu adalah agama yang menyebar paling luas diantara manusia.

Untuk penjelasan kasarnya, keyakinan dasar mereka adalah “tingkatkan skill kita agar bisa mendengar Word of God”.

Word of God. Aku masih belum benar-benar tahu apa artinya itu.

Ini seperti pesan sistem di dalam video game, tapi di dunia ini, semua orang terbiasa mendengarnya.

Kami, para reinkarnator yang mungkin menganggap itu aneh.

Mendengar suara ini wajar. Mempunyai skill juga normal. Di sini, itu semua biasa.

Para pengikut Word of God memberitakan bahwa suara itu benar-benar tuhan dan menaikkan skill dan level supaya suara itu berbicara lebih sering lagi padamu akan membawamu lebih dekat ke tuhan.

Dari sudut pandang ku, itu terdengar penuh ketidakmasukakalan, tapi untuk alasan apapun, itu termasuk pengetahuan umum di dunia ini.

Dan Yuri, meskipun seorang reinkarnator sama seperti ku, dia benar-benar terikat.

“Shun, skill mu cukup tinggi kan? Aku pikir itu menakjubkan. Mari kita teruskan menaikkan skill kita supaya bisa sering mendengar Word of God.”

“Shun, kamu belum menaikkan level mu? Jangan begitu! Kau tahu, ketika kamu menaikkan level, Word of God akan berbicara padamu panjang lebar. Kita hrus terus menaikkan level untuk mendengar suara Tuhan.”

“Shun, kamu bisa menggunakan Appraisal, kan? Kalau iya, jika kamu melihat seseorang dengan skill yang disebut Taboo, tolong langsung beritahu aku. Sungguh tidak terpikirkan untuk memiliki skill yang di sebut Taboo oleh Tuhan. Kamu tidak boleh membiarkan itu lepas, tidak peduli apapun, karena pemegang skill Taboo berarti telah melakukan suatu tindakan yang bahkan Tuhan tidak berani untuk menyebutnya. Tidak ada alasan untuk membiarkan orang seperti itu hidup. Ini tugas suci kami untuk membunuh mereka. Jadi pastikan untuk beritahu padaku, oke? Janji.”

“Shun, hari ini, salah satu skill ku naik level, dan aku mendengar suara Tuhan! Ah, suara suci Tuhan berbicara padaku. Hari yang terberkati.”

Aku tidak bisa melakukannya. Tidak bisa.

Maksudku, aku yakin Yuri tidak bisa menahan matanya yang berkaca-kaca saat membicarakan “Tuhan” ini.

Tapi menurutku dia tidak seperti ini sebelumnya.

Dia hanya seorang gadis SMA biasa.

Ini pasti karena situasi unik yang telah merubah dia menjadi seperti itu.

Teror bereinkarnasi. Keputusasaan ditinggal oleh kedua orang tua.

Kegelisahan karena dipaksa tinggal di dunia baru.

Mengingat itu semua, tidak mengejutkan kalau Word of God, yang berbicara dengan bahasa Jepang yang sangat kami rindukan, memberikannya kenyamanan.

Belum lagi dia yang dikelilingi oleh orang-orang yang menyembah suara itu.

Memang, mungkin tidak terhindarkan olehnya bahwa dia akan mengikuti ajaran pengikut Word of God.

Meskipun, aku tidak yakin aku mengerti kenapa terobsesi sampai menjadi calon Saint.

Dan juga, aku berharap dia berhenti memaksa orang lain tentang pindah agama.

Maksudku, cara dia mengucapkan halo adalah dengan bertanya, “Sudahkah kamu membuka hatimu untuk Word of God?”.

Maaf, tapi aku bukan seorang yang religius.

Tidak peduli seberapa sering aku menolaknya dengan sopan, Yuri tidak menunjukkan tanda-tanda menyerah.

Jika ada, dia hanya menjadi semakin agresif.

Ini sudah berlangsung sangat lama sehingga aku sudah biasa melihat Sue menghampiri dengan marah untuk mengusirnya, lalu Katia yang datang untuk menengahi.

Ngomong-ngomong tentang Sue, dia bertingkah sedikit aneh.

Sepertinya dia ingin mencoba menanyakan sesuatu tapi tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.

Karena itu, aku punya firasat apa yang ingin dia tanyakan.

Atau lebih tepatnya, aku cukup yakin, karena Katia memberitahuku tentang itu.

“Sue mencoba bertanya padaku tentang hubungan kita.”

“Huh? Apa maksudmu?”

“Kau tahu... kehidupan lama kita. Dia mungkin mencoba menebak ada sesuatu yang aneh ketika dia melihat kita berbicara dengan Bu Oka.”

“Ahh... aku pikir kita berbicara bahasa Jepang di depannya, huh?”

“Ya, begitulah. Maksudku, jika kamu punya kakak laki laki yang selalu bersama dari lahir dan tiba-tiba suatu hari dia mulai berbicara dengan bahasa yang benar-benar asing, tentu kamu akan dicurigai.”

“Benar... sial.”

“Yah, jika dia bertanya padamu, ini terserah padamu untuk memberitahu dia kebenaran atau kebohongan yang meyakinkan.”

“Huh? Aku tidak bisa memberitahu dia kebenarannya, kan?”

“Aku bilang ini terserah padamu. Apakah kamu ingin terus berbohong pada adik perempuanmu atau terus terang? Apapun yang kamu pilih, lebih baik benar-benar siapkan untuk jawabanmu. Setidaknya ini yang bisa kamu lakukan untuknya, kan?”

“Urk... Baiklah, aku paham.”

Jadi kutebak Sue ingin bertanya padaku tentang hubungan milikku dengan yang lain.

Sejujurnya, aku belum siap sama sekali.

Beritahu Sue kebenarannya?

Kami mungkin saudara tiri, tapi kami tetaplah bersaudara.

Tapi kehidupan masa lalu ku tidak ada hubungannya dengan Sue. Diriku yang dulu jelas-jelas asing baginya.

Aku selalu menganggap Sue sebagai adik perempuan asli ku, tapi ketika dia tahu kebenarannya, akankah dia tetap melihatku sebagai kakak laki-lakinya?

Selain itu semua, aku mendapat keuntungan dari kenangan dan pengalaman masa lalu ku di saat aku besar di sini.

Untuk Sue, yang sampai saat ini tanpa kelebihan apapun, itu mungkin tampak curang.

Apakah dia akan merendahkanku ketika dia tahu tentang itu?

Aku tidak berpikir dia orang yang sepeti itu, tapi... hanya membayangkannya saja membuatku takut untuk memberitahunya.

Yang mana menyisakan pilihan utnuk membuat beberapa alasan, tapi ide untuk membohonginya seperti itu juga menyakitkan.
(TL/N : Sebel lama lama sama ni orang _-)

Menimbang betapa sulitnya adik perempuanku untuk menanyakan hal ini padaku, terasa tidak benar hanya dengan membohonginya ketika dia akhirnya memberanikan diri untuk mendekatiku.

Jika aku harus berbohong padanya sekarang, aku harus bersiap untuk terus berbohong selama hidupku.

Aku masih belum memutuskan apa yang akan kulakukan.

Tapi aku tahu jika ketika dia bertanya padaku, aku harus sangat mempertimbangkan jawabanku dengan sangat serius.

Jika ini bukan karena apa yang dikatakan Katia padaku, aku mungkin hanya akan memainkankannya tanpa berpikir terlalu dalam.

Aku harus berterima kasih karena memberiku nasihat terlebih dahulu.

Jadi pada dasarnya, aku punya berbagai masalah yang ku khawatirkan sekarang.

Hugo membenciku, Yuri mencoba mendoktrin ku, dan aku harus menentukan apa yang akan kukatakan pada Sue.

Selain itu semua, Bu Oka juga masih misterius seperti biasanya.

Terkadang, dia akan absen untuk waktu yang lama sehingga kita berasumsi dia pergi ke suatu tempat, dan saat itulah dia dengan santai menghadiri kelas.

Ketika aku mencoba bertanya padanya tentang itu, dia biasanya menghindari pertanyaan ku.

Terutama, aku merasa ini terjadi ketika aku bertanya tentang keberadaan Kyouya.

Kyouya adalah teman yang sangat dekat dengan Katia dan aku di kehidupan lama kami.

Tapi Bu Oka tidak memberitahu ku apapun tentangnya.

Ini jelas dia tahu sesuatu, tapi sepertinya Kyouya tidak sedang dalam perawatannya.

Aku ingin tahu dimana dia berada dan apa yang dia sedang lakukan, tapi sepertinya Bu Oka tidak akan memberitahuku pada waktu dekat.

Semua orang banyak sekali berubah di dunia ini.

Yuri menjadi seorang fanatik religi.

Hugo yang sudah mempunyai ego kuat menjadi semakin kuat, dan keinginnya untuk menjadi sorotan panggung tampaknya semakin tak terkendali.

Bu Oka yang telah kehilangan pendirian pada banyak hal. (TL/N : lost her grip???)

Mungkin ini tidak bisa dihindari.

Lingkungannya sangat berbeda dari Jepang, dan kami juga sudah lama berada di sini sekarang.

Faktanya, mungkin lebih susah untuk tidak berubah. Tapi aku takut tuk berubah.

Maksudku, lihat apa yang terjadi pada Yuri dan Hugo. Ini hampir seperti mereka jadi gila.

“Katia, janji padaku kamu tidak akan berubah.”

Dipenuhi oleh pikiran seperti itu, aku tanpa sengaja membuat komentar aneh untuk Katia.

Tapi ketika aku membayangkan Katia berubah dari Kanata yang kutahu, itu membuatku takut.

Sejujurnya, kupikir mempunyai Katia di sini untuk tetap membuatku terhubung dengan kehidupan masa laluku memainkan peran besar agar aku tetap tenang.

Jadi wajar saja aku tidak ingin Katia juga berubah.

Comments

Popular posts from this blog

idstori situs informatif untuk kebutuhan anda

Informasi sejarah dunia terlengkap hanya di sezaman

Yoo In Na and Jennie BLACKPINK become the Top Most Popular Korean Female Ad Models in March